PEKANBARU – Anggota Komisi V DPRD Provinsi Riau, Fairus, menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan tegas Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau yang melarang seluruh satuan pendidikan menggelar kegiatan study tour. Kebijakan tersebut dinilai tepat di tengah meningkatnya risiko perjalanan akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sumatera menjelang akhir tahun.
Menurut Fairus, surat peringatan keras yang dikeluarkan Disdik Riau merupakan langkah bijaksana sebagai bentuk perlindungan terhadap keselamatan peserta didik dan tenaga pendidik. Apalagi, saat ini sejumlah kabupaten dan kota di Riau telah menetapkan status siaga darurat banjir dan longsor, ditambah kondisi geografis provinsi tetangga yang juga rawan bencana.
“Larangan ini bukan untuk membatasi aktivitas sekolah, tetapi justru sebagai upaya perlindungan. Keselamatan siswa, guru, dan seluruh civitas akademika harus menjadi prioritas utama di tengah ancaman bencana yang nyata,” ujar Fairus di Pekanbaru, Kamis (18/12/2025).
Ia menegaskan bahwa surat edaran tersebut bersifat wajib dan harus dipatuhi oleh seluruh kepala sekolah di Provinsi Riau tanpa pengecualian. Fairus juga meminta Disdik Riau melakukan pengawasan ketat serta tidak ragu menjatuhkan sanksi administratif kepada sekolah yang tetap nekat memberangkatkan siswa untuk berwisata ke luar daerah.
“Ini bukan sekadar imbauan, tetapi peringatan resmi. Jika masih ada sekolah yang melanggar, sanksi tegas harus diberikan. Ini menyangkut disiplin dan kepatuhan terhadap kebijakan keselamatan publik,” tegasnya.
Selain melarang kegiatan wisata sekolah, Fairus juga mengapresiasi imbauan agar perangkat sekolah menunda perjalanan pribadi selama libur akhir tahun. Menurutnya, langkah tersebut sejalan dengan arahan Menteri Dalam Negeri kepada kepala daerah agar memastikan kesiapsiagaan aparatur dalam menghadapi potensi bencana.
Sebagai alternatif atas pembatalan study tour, Fairus mendorong sekolah untuk menghadirkan kegiatan yang lebih aman dan edukatif di lingkungan sekolah. Ia menilai inovasi program internal justru dapat memberikan manfaat lebih besar bagi siswa.
“Sekolah bisa mengisi waktu dengan kegiatan positif seperti pelatihan mitigasi bencana, bakti sosial, atau workshop kreatif. Ini lebih relevan dan mendidik, sekaligus menyesuaikan dengan kondisi darurat yang sedang kita hadapi,” tutup Fairus dikutip dari MCRiau.