JAKARTA – Anak perusahaan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Mandiri Utama Finance (MUF), memanfaatkan momentum Ramadan untuk meningkatkan pembiayaan mobil bekas melalui kolaborasi dengan Caroline.id dalam ajang Mobil Bekas Expo (Mobex).
Sepanjang 2025, MUF menargetkan penyaluran pembiayaan kendaraan bekas senilai Rp5,5 triliun. Marketing Used Vehicle & Business Relationship SEVP MUF, Nugroho Budy Prasetyo, optimistis target ini dapat tercapai seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap kendaraan bekas berkualitas menjelang Lebaran.
Untuk menarik minat konsumen, MUF menghadirkan program promo khusus, termasuk suku bunga kompetitif dan biaya administrasi rendah.
"Kami mengincar potensi masyarakat yang ingin memiliki kendaraan bekas impian yang berkualitas saat Lebaran. Untuk mendongkrak penyaluran pembiayaan kendaraan bekas, kami menghadirkan berbagai promo spesial dengan cicilan ringan," ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (9/3/2024).
Lebih lanjut, Nugroho menjelaskan bahwa MUF mengadopsi strategi terintegrasi dengan fokus pada kebutuhan konsumen. Strategi ini mencakup perluasan kolaborasi dan peningkatan kemitraan strategis dengan showroom serta mitra kendaraan bekas terpercaya di Indonesia. Dengan demikian, konsumen dapat memperoleh kendaraan dengan proses pembiayaan yang lebih mudah.
Selain itu, MUF juga mengoptimalkan layanan digital untuk mempermudah konsumen dalam mengajukan pembiayaan secara cepat dan transparan, serta mengecek kendaraan secara online.
Sementara itu, CEO PT Autopedia Sukses Lestari Tbk., Jany Chandra, berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan pasar mobil bekas di Indonesia menjelang Lebaran dengan menghadirkan pilihan kendaraan berkualitas serta layanan yang transparan dan terpercaya.
Dengan adanya kolaborasi ini, Jany yakin dapat memberikan solusi terbaik bagi pelanggan yang ingin memiliki mobil bekas dengan proses yang lebih mudah dan menguntungkan.
Sebagai informasi, sepanjang 2024, penyaluran pembiayaan kendaraan bekas MUF mencapai Rp4,9 triliun, atau setara dengan 23% dari total pembiayaan yang disalurkan oleh perusahaan, seperti yang dilansir dari bisnis.(*)