PEKANBARU - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) terus memimpin transformasi digital di sektor hulu migas dengan mengoptimalkan dan mengamankan teknologi Operational Technology (OT)/SCADA.
Inisiatif strategis ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional serta memperkuat ketahanan sistem terhadap ancaman siber.
Sebagai operator Blok Rokan yang menyumbang 24 persen produksi minyak nasional, PHR menjadikan teknologi sebagai tulang punggung dalam mengelola mature fields.
Integrasi teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), Industrial Internet of Things (IIoT), dan digital twin telah memberikan dampak signifikan bagi operasi PHR.
Salah satu keberhasilan utama adalah implementasi AI-Driven Predictive Maintenance, yang mampu memprediksi potensi kegagalan peralatan penting seperti pompa Electric Submersible Pump (ESP) dan Sucker Rod Pump (SRP) di lebih dari 12.000 sumur produksi.
“Dengan sistem prediktif berbasis AI, kami dapat mengurangi potensi downtime dan memastikan kelangsungan produksi. Ini merupakan langkah strategis untuk mencapai target nasional,” ujar General Manager Zona Rokan PHR, Andre Wijanarko.
Selain itu, sistem automasi PHR juga memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas produksi selama periode libur panjang, seperti menjelang Idulfitri. Sistem ini mampu mendistribusikan beban kerja secara terjadwal, memastikan produksi tetap berjalan optimal.
Yang tak kalah penting, PHR juga mengimplementasikan system integration, yakni integrasi data lapangan ke dalam enterprise analytic platform untuk mempercepat pengambilan keputusan operasional serta mengurangi risiko kehilangan peluang bisnis.
Di era digital, ancaman siber terhadap infrastruktur migas semakin meningkat. Menyadari hal ini, PHR telah mengalokasikan investasi besar untuk membangun sistem keamanan berlapis, termasuk penerapan Zero-Trust Architecture yang mengamankan setiap akses ke jaringan operasional dengan verifikasi ketat.
Dalam forum kolaboratif OT/SCADA 2025 di Rumbai Command Center (RCC) akhir Februari lalu, Kepala SKK Migas Sumbagut, CW Wicaksono, menegaskan pentingnya keamanan siber dalam industri migas.
“Keamanan sistem OT/SCADA adalah prioritas nasional. Kolaborasi PHR dengan mitra teknologi dan regulator menjadi contoh baik bagaimana sektor hulu migas harus beradaptasi di era digital," ujar Wicaksono.
"Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) akan membantu meningkatkan keandalan operasi dan mendukung target pemerintah mencapai produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD),” sambungnya.
Keberhasilan PHR dalam mengintegrasikan dan mengamankan teknologi OT/SCADA membuktikan bahwa kolaborasi antar-pemangku kepentingan adalah kunci dalam transformasi digital industri migas.
Dengan dukungan penuh dari SKK Migas dan mitra strategis, PHR siap memimpin transisi energi Indonesia menuju operasi yang lebih efisien, aman, dan berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa teknologi yang terukur dan terlindungi akan membawa Blok Rokan menjadi benchmark operasi migas digital di kawasan Asia Tenggara,” pungkas Andre Wijanarko.(rilis)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :