Tidak ada yang mustahil, jika harapan dibarengi dengan ketekunan. Walau jatuh bangun, lahan gersang pun bisa menjadi sumber cuan yang menjanjikan.
PEKANBARU – Tidak pernah terpikir bagi Fahrul Azis (48) akan sukses menjadi seorang petani cabai di Kota Pekanbaru. Sebab bagi Ketua Kelompok Tani (Poktan) Amira Jaya ini, banyak orang sangsi cabai keriting merah bisa tumbuh subur di Pekanbaru yang tanahnya gersang dan cuaca panas.
Namun setelah mencoba sendiri, kini setiap satu hektare Azis bisa memasok 10 hingga 15 ton cabai merah keriting di pasaran. Dengan harga jual yang tinggi, membuat Azis bisa meraup cuan dari lahan gersang yang digarapnya dengan penuh ketekunan.
“Tanah di Pekanbaru ini mitosnya tak bisa ditanam cabai merah keriting. Ternyata bisa, dengan trik dan pengolahan yang tepat, panen bisa melimpah,” ujar Azis saat berbincang di kebunnya dekat Jalan UKA, Pekanbaru, Rabu (9/4/2025).
Azis menceritakan sebelum mantap jadi petani, ia dulunya seorang pekerja bangunan. Perantau asal Blitar, Jawa Timur (Jatim) sudah banyak ikut dalam proyek gedung-gedung hingga mal yang ada di Pekanbaru.
Namun Azis tergerak menjadi seorang petani, setelah melihat tetangganya yang budidaya semangka. Dengan modal tak begitu besar, tetangganya bisa panen 20 ton, dengan harga jual semangka pada waktu itu Rp4 ribu per Kg.
“Gara-gara lihat tetangga budidaya semangka bisa untung lebih dari 100 persen, saya pun menggantungkan sekop dan palu. Saya berhenti jadi tukang bangunan dan fokus jadi petani semangka. Ternyata benar, menjadi petani menguntungkan dan bikin nagih,” katanya.
Kemudian Azis berkenalan dengan Bank Indonesia (BI) yang mendorong untuk menjadi petani cabai. Lalu Azis bersama 22 anggota lainnya membentuk Poktan Amira Jaya sekitar tahun 2022. Ia juga mendapat bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), pompa air, bibit cabai, dan sarana pendukung lainnya.
“Jika diuangkan bantuan dari BI itu ada Rp 300 juta. Kemudian dari pemerintah daerah kami juga dibantu pupuk bersubsidi. Dari sanalah kami akhirnya banyak yang beralih sebagai petani cabai, sampai sekarang,” katanya.
Dari yang awalnya satu hektare, lahan yang dikelolanya Azis saat ini sudah empat hektare. Lahan-lahan tersebut tersebar di beberapa titik di Pekanbaru, selain di Panam juga ada di Palas, Rumbai Barat. Status lahan selain milik pribadi juga ada yang sistem sewa.
Dari satu hektare lahannya, bisa ditanami 15 ribu batang cabai. Dengan taksiran produksi mencapai 12 ton lebih. Untuk harga cabai merah di pasar Pekanbaru dan sekitar saat ini Rp30 ribu hingga Rp50 ribu per Kg. Artinya satu hektare dengan hasil panen 12 ton, jika dipatok harga pengepul Rp30 ribu per Kg, Azis sudah bisa mengantongi Rp360 juta.
Dukungan BRI Beri Harapan Petani Saat Terpuruk
Namun tak selamanya harga jual cabai di Pekanbaru stabil. Ada kalanya harga cabai merah di Riau terpuruk ke titik terendah, sehingga membuat petani gigit jari.
“Pernah juga saat kita panen, harga jual malah jatuh. Cabai merah waktu itu cuma dihargai Rp10 ribu per kilogram. Jangankan untung, modal kita saja enggak balik, malah buntung,” kenangnya.
Saat terpuruk itu, kemudian Azis mencoba mengajukan pinjaman modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) ke unit BRI Delima. Pengajuan kredit yang diajukan Azis disetujui sebesar Rp20 juta dengaan masa angsuran 1,5 tahun.
“Saat kami jatuh, untung ada BRI yang membantu kami agar tetap bisa bertahan. Pengajuan KUR juga dipermudah, tidak ada dipersulit. Tahun ini kami sudah kembali mengajukan pinjaman Rp50 juta ke BRI unit Air Hitam. Kami bersyukur BRI selalu ada bersama petani,” ujar ayah dari empat orang anak ini.
Selain Azis, rata-rata anggota Poktan Amira Jaya juga sudah menikmati KUR dari BRI. Azis berharap BRI bisa terus mendampingi dan memajukan petani cabai di Riau, khususnya Pekanbaru. Selain petani cabai menjadi sejahtera, angka inflasi di Riau juga bisa terkendali.
Sementara itu Ketua Young Ambassador Agriculture Program YESS Kementerian Pertanian, Ade Putra Daulay, Msi mengapresiasi pihak perbankan khususnya BRI sudah mendampingi petani cabai di Pekanbaru. Sebab petani memiki peran untuk menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi.
Apalagi awal tahun 2025, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman sudah memastikan semua perbankan yang masuk dalam Himpunan Bank Negara (Himbara), telah penyediaan anggaran kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun untuk mendukung peningkatan produksi pertanian.
Anggaran KUR sebanyak itu diperuntukkan sebagai akses perkreditan petani dan pengusaha yang mencakup pengadaan alat dan mesin pertanian (alsintan) dan juga Rice Milling Unit (RMU) atau mesin penggiling gabah.
“Jadi petani-petani di Riau jika memang ada kesulitan untuk akses permodalan, bisa mengajukan ke Himbara yang BRI juga tergabung di dalamnya. Kalau butuh difasilitasi kami dari Young Ambassador Agriculture siap mendampingi,” kata Ade Putra, Senin (21/4/2025).
Ia berharap semakin banyak masyarakat khususnya anak muda untuk terjun menjadi petani. Sebab potensinya sangat besar, ada banyak lahan tidur yang bisa dimanfaatkan.
“Karena selain meningkatkan volume produksi, tantangan kita di Riau itu membentuk ekosistem terintegrasi. Jadi seperti budidaya cabai, ekonominya jangan hanya sampai di pengepul. Tetapi ada hilirisasinya, contoh dijadikan sambal atau produk turunan lainnya. Sehingga value bertambah dan petani ada kepastian harga dan sejahtera,” ujarnya.
BRI sejak lama berkomitmen selalu membantu petani. Karena itu sejalan dengan Asta Cita Pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yakni membangun dari desa dan dari bawah, guna mendorong pemerataan ekonomi, perkuat ketahanan pangan nasional, dan pemberantasan kemiskinan.
Seperti yang dikatakan Regional CEO BRI RO Pekanbaru, Reza Syahrizal Setiaputra belum lama ini. Ia mengatakan tahun 2025 pihaknya tetap melanjutkan program-program yang sudah berjalan sukses seperti penyaluran KUR dan pinjaman umum lainnya.
"BRI selalu berkomitmen bukan saja sektor UMKM, tetapi juga mendukung petani hortikultura yang ada di Riau. Dengan berbagai program yang disediakan BRI seperti KUR, dengan berbagai kemudahn. Kita juga berharap petani bisa sejahtera,” tutupnya.
Penulis: Riki
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :