JAKARTA– Harga emas tetap stabil pada perdagangan Rabu (28/5/2025), di tengah kekhawatiran pasar terhadap prospek inflasi yang meningkat dan potensi resesi, sebagaimana tercermin dalam risalah rapat The Federal Reserve (The Fed) bulan Mei.
Risalah pertemuan tersebut memperlihatkan kecemasan para pejabat bank sentral Amerika Serikat terkait tekanan inflasi yang belum mereda dan kemungkinan kenaikan tingkat pengangguran. Hal ini kembali menegaskan posisi emas sebagai aset lindung nilai utama di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Mengutip laporan Reuters, Kamis (29/5/2025), harga emas di pasar spot tercatat di level US$3.299,95 per troy ounce. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup melemah 0,2% menjadi US$3.294,90 per troy ounce.
"Pergerakan harga emas dalam beberapa waktu terakhir sangat volatil, dipengaruhi oleh sentimen harian dan belum menunjukkan arah tren yang konsisten," ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Dalam risalah rapat yang digelar pada 6–7 Mei lalu, The Fed menyampaikan kekhawatiran akan tantangan kebijakan moneter di tengah inflasi yang masih tinggi dan ketidakpastian pasar tenaga kerja. Ancaman resesi pun dinilai semakin nyata.
Pertemuan itu berlangsung di tengah ketegangan perdagangan global yang kembali memanas setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penerapan tarif impor secara besar-besaran pada awal April, meskipun sebagian telah ditangguhkan.
Harga emas telah menguat sekitar 26% sepanjang tahun ini dan mencetak rekor tertinggi pada April lalu. Kinerja ini ditopang oleh suku bunga yang rendah dan meningkatnya permintaan di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.
Melihat situasi tersebut, Goldman Sachs pada Rabu merekomendasikan peningkatan porsi emas dalam portofolio investasi jangka panjang. Lembaga keuangan itu menyoroti tekanan terhadap kredibilitas institusi-institusi di AS, kebijakan fiskal yang agresif, dan pembelian emas berkelanjutan oleh bank-bank sentral dunia sebagai faktor pendukung.
Pelaku pasar kini menantikan sejumlah data ekonomi penting, seperti laporan Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang akan dirilis Kamis, serta data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) pada Jumat, yang dapat memberi sinyal arah kebijakan moneter The Fed ke depan.
Sementara itu, data terbaru juga mencatat lonjakan impor emas dari AS ke Swiss pada April, mencapai level tertinggi bulanan sejak 2012, menyusul pengecualian logam mulia dari daftar tarif impor AS.
Di pasar logam lainnya, harga perak spot turun 0,9% menjadi US$32,99 per ounce. Harga platinum naik tipis 0,1% ke US$1.081,09, sementara paladium terkoreksi 1,2% ke US$967,10 per ounce, seperti yang dilansir dari bisnis. (*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :