JAKARTA - PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (XLSMART) berhasil menunjukkan kinerja positif di kuartal kedua (Q2) 2025, periode krusial pasca-merger.
Di tengah tantangan eksternal berupa kompetisi ketat dan tantangan internal integrasi perusahaan, XLSMART mencatatkan total pendapatan sebesar Rp10,50 triliun, meningkat 22% secara tahunan (year-on-year).
Presiden Direktur & CEO XLSMART, Rajeev Sethi, menyatakan kuartal ini merupakan tonggak penting.
"Kuartal kedua 2025 menjadi tonggak penting bagi XLSMART. Dua setengah bulan setelah proses merger dilakukan, kami menghadapi tantangan eksternal maupun internal. Secara eksternal, industri masih diwarnai kompetisi yang ketat, sementara secara internal, kami perlu memastikan operasional perusahaan tetap solid sehingga layanan kepada pelanggan tetap optimal,” ujar Rajeev.
XLSMART berhasil mencatatkan normalized EBITDA sebesar Rp4,97 triliun dengan margin 47% dan laba bersih (normalized PAT) sebesar Rp313 miliar.
Pendapatan layanan data dan digital memberikan kontribusi lebih dari 91% terhadap total pendapatan. Secara keseluruhan, pendapatan di semester pertama 2025 mencapai Rp19,10 triliun.
Integrasi Jaringan dan Peningkatan Layanan Jadi Kunci
Rajeev menambahkan bahwa fokus perusahaan saat ini adalah konsolidasi dan integrasi untuk menjaga kinerja tetap pada jalurnya.
XLSMART berhasil mencapai beberapa tonggak penting, termasuk skala bisnis yang lebih besar, integrasi jaringan yang berjalan sesuai rencana, dan peningkatan pengalaman pelanggan.
Dengan total pelanggan mencapai 82,6 juta dan ARPU (blended) di kisaran Rp36 ribu, perusahaan juga terus mendorong adopsi digital.
Hal ini terlihat dari pertumbuhan pengguna aktif bulanan (Monthly Active User atau MAU) di aplikasi MyXL, AXISNet, dan mySmartfren yang mencapai 29% dibandingkan tahun lalu, dengan total lebih dari 41,4 juta pengguna.
Peningkatan ini, menurut Rajeev, didukung oleh strategi personalisasi penawaran dan layanan yang berbasis analisis data (data analytics).
Strategi ini memungkinkan perusahaan berinvestasi di area bernilai tinggi dan merancang kampanye pemasaran yang lebih tepat sasaran.
Meskipun biaya operasional meningkat akibat proses merger dan biaya regulasi, XLSMART berhasil menekan biaya penjualan dan pemasaran.
Perusahaan juga mencatat posisi keuangan yang sehat dengan utang kotor Rp23,19 triliun dan rasio utang bersih terhadap EBITDA (termasuk finance lease) sebesar 3,53x. Free Cash Flow (FCF) juga meningkat 35% menjadi Rp6,48 triliun.
Hingga akhir Q2 2025, total jumlah BTS XLSMART mencapai lebih dari 209 ribu, meningkat 28% YoY, dengan trafik layanan tumbuh 43% menjadi 3.817 Petabytes.
Perusahaan mengalokasikan belanja modal (Capex) sebesar Rp2,3 triliun hingga Q2 dari total alokasi Rp20–25 triliun hingga akhir tahun. (Rilis)