PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau mengambil langkah cepat dalam menanggapi lonjakan inflasi yang melanda wilayahnya. Salah satu penyebab utama kenaikan inflasi ini adalah harga cabai merah yang terus meroket dalam beberapa pekan terakhir.
Sekretaris Daerah (Sekda) Riau, Syahrial Abdi, mengungkapkan hal tersebut usai mengikuti rapat koordinasi nasional pengendalian inflasi secara virtual bersama Kementerian Dalam Negeri, Senin (6/10/2025). Dalam rapat itu, seluruh pemerintah daerah diminta turun langsung ke lapangan untuk memastikan stabilitas harga kebutuhan pokok.
“Inflasi di Riau cukup tinggi, salah satunya karena cabai merah. Kenaikannya terjadi di hampir semua daerah,” ujar Syahrial.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan (year-on-year) Riau pada September 2025 mencapai 5,08 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) menyentuh angka 111,17.
Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir, menekankan pentingnya keterlibatan kepala daerah dalam memantau langsung kondisi pasar. Ia menyebut ketimpangan antarwilayah dalam pengendalian inflasi sebagai tantangan yang harus diatasi bersama.
Menanggapi hal tersebut, Pemprov Riau tidak tinggal diam. Dalam tiga hari terakhir, Pemprov telah menggelar rapat bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait serta BUMD Riau Pangan Bertuah. Hasilnya, mulai Selasa mendatang, operasi pasar akan digelar di lima kabupaten/kota untuk menstabilkan harga.
“Kita akan lakukan intervensi pasar agar harga cabai bisa ditekan. Operasi pasar akan melibatkan Disperindag, Dinas Tanaman Pangan, dan dukungan dari Bank Indonesia,” jelas Syahrial dikutip dari MCRiau.
Operasi pasar ini menjadi salah satu strategi utama dalam menjaga daya beli masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru. Menurut skema dari Kementerian Pertanian, harga cabai diprediksi akan kembali normal menjelang akhir tahun.
Pemerintah Provinsi Riau terus berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk memastikan pasokan cabai tetap aman dan distribusi tidak terkendala.