JAKARTA - Harga emas Antam 24 karat kembali mencatatkan rekor baru dengan menembus level tertinggi sepanjang sejarah.
Berdasarkan data resmi dari Logam Mulia Antam, Kamis (16/10/2025), harga emas naik signifikan sebesar Rp24 ribu per gram, menjadi Rp2.407.000 per gram.
Kenaikan ini memperpanjang tren positif yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Pada Rabu (15/10/2025), harga emas masih berada di level Rp2.383.000 per gram, sedangkan sehari sebelumnya, Selasa (14/10/2025), berada di Rp2.360.000 per gram.
Pergerakan tersebut menunjukkan akselerasi kenaikan harga emas yang cukup tajam menjelang akhir pekan ini.
Berdasarkan situs resmi Logam Mulia, harga satuan terkecil 0,5 gram dibanderol Rp1.253.500, sedangkan untuk 10 gram dijual Rp23.565.000. Adapun ukuran terbesar, yakni 1 kilogram (1.000 gram), kini mencapai Rp 2.347.600.000.
Dalam sepekan terakhir, harga emas Antam terus menunjukkan tren kenaikan konsisten di kisaran Rp2.294.000 hingga Rp2.407.000 per gram.
Sementara itu, dalam periode sebulan terakhir, rentang harga bergerak dari Rp2.090.000 hingga Rp2.407.000 per gram.
Tak hanya harga jual, harga buyback atau harga beli kembali juga turut naik sebesar Rp24 ribu, menjadi Rp2.256.000 per gram.
Artinya, jika masyarakat menjual emas ke Antam, perusahaan akan membelinya dengan harga tersebut.
Mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 81 Tahun 2024, setiap transaksi buyback di atas Rp10 juta akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5 persen.
Pajak tersebut dipotong langsung dari total nilai transaksi pada saat proses buyback dilakukan.
Daftar Lengkap Harga Emas Antam Hari Ini (16 Oktober 2025)
0,5 gram : Rp 1.253.500
1 gram : Rp 2.407.000
2 gram : Rp 4.754.000
3 gram : Rp 7.106.000
5 gram : Rp 11.810.000
10 gram : Rp 23.565.000
25 gram : Rp 58.787.000
50 gram : Rp 117.495.000
100 gram : Rp 234.912.000
250 gram : Rp 587.015.000
500 gram : Rp 1.173.820.000
1.000 gram (1 kg) : Rp 2.347.600.000
Kenaikan harga emas Antam kali ini dipicu oleh meningkatnya permintaan global terhadap logam mulia sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi internasional.