PEKANBARU - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat Sumatera dan daerah lainnya di Indonesia dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang diprediksi akan berlangsung hingga puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025.
Hingga pertengahan Desember ini, akurasi peringatan dini BMKG terbukti krusial dalam memitigasi dampak banjir bandang dan tanah longsor yang telah menerjang wilayah Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat.
Memasuki minggu ketiga Desember, BMKG telah mengeluarkan serangkaian peringatan cuaca ekstrem yang terbukti akurat di lapangan.
Berdasarkan data terbaru per 16 Desember 2025, wilayah seperti Sumatera Barat, Riau dan Lampung terpantau mengalami hujan disertai petir sesuai dengan prakiraan harian BMKG.
Sebelumnya, pada awal Desember, lebih dari 33.000 warga di Sumatera Utara terpaksa mengungsi akibat banjir bandang dan longsor, sebuah kondisi yang telah diprediksi oleh BMKG jauh hari melalui sistem peringatan dini.
Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh di penghujung November 2025 lalu, meninggalkan jejak kehancuran luar biasa.
Hujan deras yang turun terus-menerus selama beberapa hari menyebabkan sungai-sungai meluap dan lereng perbukitan runtuh. Ratusan desa terendam banjir dan infrastruktur vital terputus dan banjir bandang inipun menelan ribuan korban jiwa.
Gubernur Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Gubernur Aceh pun serentak menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari sejak akhir November 2025.
BMKG telah memberikan peringatan resmi kepada pemerintah daerah soal potensi banjir bandang dan longsor tersebut. Namun respon di lapangan dinilai lambat sehingga dampak bencana menjadi lebih besar.
Peringatan tersebut disampaikan berdasarkan analisis cuaca dan kondisi atmosfer yang menunjukkan potensi hujan dengan intensitas tinggi dalam durasi lama.
BMKG saat ini kembali mengingatkan adanya potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah lain di Indonesia. Kondisi tersebut berisiko memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan angin kencang, terutama di daerah rawan dan wilayah dengan kontur perbukitan.
BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk benar-benar meningkatkan kewaspadaan, memantau informasi cuaca terkini, serta segera mengambil langkah antisipatif guna mengurangi dampak yang ditimbulkan. Masyarakat juga diminta menghindari aktivitas di wilayah rawan bencana saat hujan lebat terjadi.
BMKG mengeluarkan peringatan dini curah hujan tinggi dan potensi banjir di Indonesia untuk periode rentang waktu II Desember 2025 atau 11 hingga 20 Desember 2025.
Pada periode ini, BMKG memprediksi sejumlah wilayah masuk dalam kategori Siaga dan Waspada curah hujan tinggi.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terutama di wilayah-wilayah dengan potensi hujan intensitas tinggi dan kemungkinan banjir.
Beberapa wilayah di Sumatera Barat, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur diprediksi akan mengalami curah hujan tinggi dengan status Siaga.
Selain itu, sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan juga diperkirakan memiliki potensi banjir kategori Tinggi.
Masyarakat di wilayah-wilayah tersebut diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan, terutama terhadap risiko genangan, banjir bandang dan tanah longsor.
Bulan Desember 2025 juga menunjukkan indikasi potensi banjir kategori Tinggi di beberapa wilayah lain, yaitu Bangka Belitung, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Maluku Tenggara.
Hingga periode ini, BMKG mengatakan sekitar 77 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan.
Masyarakat yang berada di wilayah-wilayah tersebut diimbau untuk menjaga kesehatan, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana hidrometeorologi, termasuk banjir dan tanah longsor.
1. Kategori Waspada
Sumatera Barat
Bengkulu
Bangka Belitung
Banten
Jawa Barat
Jawa Tengah
DIY
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Selatan
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara
Papua
Papua Barat
2. Kategori Siaga
Sumatera Barat
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Selatan

Korban Tewas Banjir Bandang dan Longsor
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana(BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat mencapai 1.022 orang.
Dari tiga provinsi terdampak, Aceh menjadi wilayah dengan jumlah korban tewas terbanyak.
Berdasarkan data resmi BNPB, Senin (15/12/2025), bencana tersebut juga mengakibatkan kerusakan pada 158.049 unit rumah. Sebagian besar rumah dilaporkan mengalami kerusakan berat.
Selain korban jiwa, lebih dari 600 ribu warga hingga kini masih berada di lokasi pengungsian. BNPB juga mencatat sebanyak 206 orang dinyatakan hilang, sementara sekitar 7.000 orang lainnya mengalami luka-luka dengan tingkat keparahan yang beragam.
Kerusakan akibat bencana tidak hanya menimpa permukiman warga, tetapi juga berbagai fasilitas publik. Tercatat 1.200 fasilitas umum terdampak, terdiri atas 219 fasilitas kesehatan, 581 fasilitas pendidikan, 434 rumah ibadah, 290 gedung perkantoran, serta 145 unit jembatan.
Berikut rincian data korban jiwa akibat bencana banjir bandang dan longsor di wilayah Sumatera:
Aceh
Korban tewas: 424 orang
Luka-luka: 4.300 orang
Hilang: 32 orang
Sumatera Utara
Korban tewas: 355 orang
Luka-luka: 2.300 orang
Hilang: 84 orang
Sumatera Barat
Korban tewas: 243 orang
Luka-luka: 382 orang
Hilang: 90 orang
BNPB menegaskan, jumlah korban masih berpotensi berubah seiring berlanjutnya proses pencarian dan evakuasi oleh petugas gabungan bersama masyarakat. Pemerintah pusat dan daerah saat ini terus mengupayakan perbaikan infrastruktur yang rusak serta percepatan penyaluran bantuan bagi warga terdampak. (adv)