GAPKI Luncurkan Strategi Pencegahan Karhutla di Wilayah Operasional Anggota
Minggu, 11 Mei 2025 - 08:45:22 WIB
PEKANBARU - Untuk mencegah dan menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengumumkan sejumlah langkah strategis yang akan diterapkan di seluruh wilayah operasional anggotanya.
Langkah ini disampaikan Sekretaris Jenderal GAPKI Pusat, Muhammad Hadi Sugeng, pada acara Rapat Koordinasi dan Dialog Pengendalian Karhutla yang digelar di SKA CoEx Pekanbaru pada Sabtu (10/5/2025).
Hadi menjelaskan bahwa GAPKI, yang menaungi 752 perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di 15 provinsi dengan total luas lahan mencapai 3,7 juta hektare, telah memetakan delapan provinsi yang masuk dalam kategori rawan karhutla. Provinsi-provinisi tersebut adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
“Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau tahun 2025 diperkirakan akan terjadi pada bulan Agustus di sebagian besar wilayah Indonesia. Oleh karena itu, GAPKI secara rutin mengeluarkan imbauan waspada karhutla melalui surat edaran kepada seluruh cabang dan anggota setiap menjelang musim kemarau,” kata Hadi.
Selain imbauan resmi, GAPKI juga melaksanakan langkah-langkah konkret guna memitigasi risiko kebakaran, seperti melakukan identifikasi area rawan karhutla, yang meliputi wilayah konsesi, area yang tidak terusahakan, dan lahan di sekitar perusahaan. GAPKI juga menyiapkan sumber daya air di lokasi yang berisiko tinggi dan melaksanakan proses rewetting, yaitu memasukkan air ke area pengelolaan untuk menjaga kelembapan tanah.
“Kami juga aktif menyiapkan sarana dan prasarana untuk penanggulangan karhutla dan melibatkan masyarakat sekitar melalui berbagai kegiatan sosialisasi. Ini termasuk simulasi karhutla, pembentukan komunitas peduli api, pelatihan bersama Manggala Agni, serta koordinasi intensif dengan aparat terkait,” tambah Hadi.
GAPKI juga menerapkan pendekatan berbasis lanskap yang melibatkan berbagai pihak, seperti yang dilakukan di Kabupaten Pelalawan. Selain itu, GAPKI juga berkolaborasi dalam modifikasi cuaca serta melakukan patroli dan monitoring secara berkala untuk memastikan efektivitas langkah-langkah pencegahan yang diterapkan.
“Sebagai bagian dari kesiapsiagaan, setiap memasuki musim kemarau, GAPKI menggelar apel siaga karhutla bersama pihak-pihak terkait lainnya,” ungkap Hadi.
Dengan berbagai upaya tersebut, GAPKI berharap dapat meminimalkan risiko kebakaran hutan dan lahan secara signifikan, serta memastikan keberlangsungan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :