PEKANBARU – PT Astra Agro Lestari mendorong peran aktif generasi muda dalam pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di kawasan perkebunan kelapa sawit. Langkah ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan dalam memperkuat ekonomi desa melalui program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
Vice President Communication and Public Affairs Astra Agro, Fenny Sofyan, menjelaskan bahwa kawasan perkebunan sawit umumnya berada di daerah rural yang memiliki potensi besar, tetapi kerap tertinggal dalam akses pasar.
“Perkebunan sawit biasanya terletak jauh dari pusat kota, padahal potensi sumber dayanya luar biasa. Karena itu, pemuda harus didorong agar bisa memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk membawa produk lokal ke pasar nasional bahkan internasional,” ujar Fenny dalam keterangannya, Senin (30/6/2025).
Literasi Digital Pemuda Jadi Modal UMKM Desa
Menurut Fenny, pemuda saat ini memiliki literasi digital dan budaya inovasi yang tinggi, yang bisa menjadi bekal penting untuk membangun ekonomi lokal secara berkelanjutan.
“UMKM binaan kami tidak terbatas pada sektor sawit. Kami juga mendukung usaha lain seperti kuliner, kriya, hingga jasa kreatif. Bahkan, kami membina petani sawit muda agar kelak menjadi penerus industri sawit Indonesia,” tambahnya.
UMKM Sumbang 60 Persen PDB Nasional
Mengacu pada data Kementerian Keuangan RI, sektor UMKM menyumbang lebih dari 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyerap hampir 97 persen tenaga kerja nasional.
“Kami percaya masa depan desa ada di tangan pemudanya. Jika mereka diberikan ruang, dukungan, dan pendampingan yang tepat, mereka bisa membawa perubahan besar dari desa untuk Indonesia,” tegas Fenny.
Kolaborasi di Sulawesi: Program Edupreneur hingga Ketahanan Pangan
Salah satu implementasi program ini dilakukan melalui anak usaha Astra Agro, PT Letawa, yang bekerja sama dengan komunitas pemuda Inisiasimuda di wilayah Tikke Raya, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat.
Ketua dan Pendiri Inisiasimuda, Fatur Rahman Hidayat Marshas, menyebutkan bahwa pemberdayaan pemuda tidak bisa dilakukan secara instan. Diperlukan proses yang mencakup pelatihan dasar bisnis, strategi pemasaran, hingga edukasi sosial dan lingkungan.
“Walau generasi muda sudah akrab dengan digital, mereka tetap perlu pelatihan agar penggunaannya tepat sasaran dalam pengembangan UMKM,” ujar Fatur.
Inisiasimuda saat ini tengah menyiapkan program ketahanan pangan berkelanjutan yang tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga menjadi ruang belajar dan kolaborasi masyarakat desa.
“Kami ingin menjadi organisasi mandiri yang fokus pada program Edupreneur dan Sociopreneur. Impian kami adalah bisa memberikan beasiswa bagi adik-adik yang terkendala biaya untuk melanjutkan pendidikan,” kata Fatur, seperti yang dilansir dari mediaindonesia.(*)