PEKANBARU – Ribuan umat Buddha Maitreya dari berbagai vihara di Pekanbaru memadati kawasan Maha Vihara dan Pusdiklat Bumi Suci Maitreya (PBSM) di Jalan Bukit Barisan III, Kecamatan Payung Sekaki, Sabtu malam (18/10/2025). Suasana penuh kekhidmatan dan kehangatan menyelimuti malam kesenian yang menjadi puncak acara Hari Ulang Tahun ke-18 PBSM.
PBSM bukan sekadar tempat ibadah, namun juga pusat pelatihan, pembinaan, dan pengembangan generasi muda Maitreya se-Riau. Sekretaris PBSM, Hosan, menyampaikan bahwa PBSM merupakan wadah berkumpulnya seluruh elemen vihara Maitreya di provinsi ini.
“Saat ini ada sekitar 60 vihara Maitreya di Riau. Masing-masing memiliki kegiatan masing-masing, namun secara berkala para pengurus dikumpulkan di PBSM untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan,” ujar Hosan.
Selain pembinaan pengurus, PBSM juga rutin menggelar pelatihan untuk generasi muda. Diklat berlangsung selama satu hingga empat bulan, dengan peserta dari berbagai daerah seperti Bengkalis, Siak, Dumai, dan Pekanbaru. Program ini dirancang untuk memperkuat keimanan, mengajarkan nilai-nilai kehidupan, serta membentuk karakter tangguh dan bijak dalam menghadapi tantangan zaman.
“Diklat berisi pelajaran dharma, etika kehidupan sehari-hari, serta pembekalan untuk menjadi pribadi yang lebih kuat secara mental dan spiritual,” tambah Hosan yang juga menjabat sebagai Sekretaris Pandita Buddha Maitreya Indonesia (Mapanbumi) Riau.
Malam puncak perayaan HUT PBSM diwarnai berbagai pertunjukan seni yang dipersembahkan oleh muda-mudi Maitreya dan siswa Sekolah Maitreya. Mereka menampilkan lagu-lagu kasih alam dan Buddhis yang penuh makna, senam dan tarian kasih semesta, hingga tembang-tembang bertema cinta kasih.
Ketua panitia acara, Feri, menyebutkan bahwa sekitar 1300 umat hadir dalam perayaan ini. Selain malam kesenian, rangkaian kegiatan HUT juga telah diisi berbagai lomba dan kegiatan sosial seperti bazar vegetarian, lomba memasak, turnamen badminton, dan pertandingan catur.
“Acara ini bukan hanya bentuk syukur atas 18 tahun berdirinya PBSM, tetapi juga menjadi sarana mempererat silaturahmi antarumat, memperkuat semangat pelayanan, serta mewariskan nilai-nilai luhur Buddha Maitreya kepada generasi penerus,” tutup Feri. (rilis)