PEKANBARU — Belanja di supermarket memang praktis dan menyenangkan, tetapi tanpa disadari, bisa membuat pengeluaran membengkak. Banyak pengunjung yang akhirnya membeli barang lebih banyak dari yang direncanakan. Ini bukan kebetulan, melainkan hasil dari strategi pemasaran yang telah dirancang secara cermat oleh pihak supermarket.
Menurut Melissa Cid, penulis di bidang penghematan konsumen, supermarket dirancang secara khusus agar pengunjung terdorong untuk mengeluarkan uang sebanyak mungkin. Mulai dari tata letak rak, pencahayaan, hingga penempatan produk—semuanya memiliki tujuan terselubung untuk meningkatkan transaksi.
Dilansir dari AARP (3 Juni 2025), berikut ini lima cara halus yang dilakukan supermarket untuk 'menjebak' pelanggan agar belanja lebih banyak:
1. Rak Diskon Tidak Selalu Menawarkan Harga Terbaik
Rak diskon sering kali menarik perhatian dengan label “hemat” atau “promo spesial”. Namun, menurut Andrea Woroch, penasihat penghematan konsumen dari California, barang-barang di rak ini tidak selalu merupakan penawaran terbaik.
“Sebaiknya bandingkan harga barang diskon dengan produk serupa yang ada di rak utama. Atau, lewati saja jika produk tersebut tidak masuk dalam daftar belanja Anda,” ujar Woroch.
2. Barang Murah Diletakkan di Tempat Sulit Dijangkau
Penempatan produk memengaruhi keputusan belanja. Barang-barang dengan margin keuntungan tinggi biasanya ditempatkan sejajar dengan pandangan mata (eye-level), sedangkan produk dengan harga terbaik sering kali berada di rak bawah atau paling atas.
Agar tidak terjebak, pembeli disarankan lebih teliti memeriksa rak secara menyeluruh.
3. Produk Non-Makanan Cenderung Lebih Mahal
Supermarket memang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga, namun untuk produk non-makanan seperti alat kebersihan atau perlengkapan dapur, harga cenderung lebih tinggi.
Menurut analis industri makanan, Phil Lempert, hal ini terjadi karena supermarket tidak membeli barang ini langsung dari produsen, melainkan melalui distributor. Akibatnya, harga menjadi lebih mahal karena adanya biaya tambahan dari perantara.
4. Sayur dan Buah Potong Dibanderol Jauh Lebih Tinggi
Buah dan sayur yang sudah dikupas atau dipotong memang terlihat praktis, namun harganya bisa dua hingga tiga kali lipat dibandingkan membeli dalam bentuk utuh.
Laurie Hise dari Passionate Penny Pincher menjelaskan, “Anda membayar lebih bukan hanya untuk produknya, tapi juga untuk tenaga kerja, kemasan, dan bahan pengawet yang digunakan.”
5. Sampel Makanan Gratis Merangsang Pembelian
Sampel makanan gratis mungkin tampak seperti pelayanan ekstra, tapi sebenarnya merupakan strategi marketing yang efektif.
Martin Lindstrom, penulis Buyology dan Brandwashed, menyebutkan bahwa mencicipi makanan dapat memicu rasa lapar dan mendorong keinginan membeli lebih banyak, bahkan produk yang sebelumnya tidak direncanakan.
“Ini seperti agenda tersembunyi supermarket. Setelah mencicipi, Anda cenderung lapar dan terdorong membeli lebih banyak, termasuk barang non-makanan,” jelas Lindstrom.
Tips Belanja Cerdas di Supermarket
Agar tidak terjebak dan tetap hemat saat belanja di supermarket, berikut beberapa tips yang bisa Anda terapkan:
Buat daftar belanja sebelum pergi.
Bandingkan harga antar rak, bukan hanya lihat label diskon.
Hindari membeli produk non-makanan di supermarket.
Pilih buah dan sayur dalam bentuk utuh.
Lewati sampel makanan jika tidak benar-benar tertarik.
Dengan mengenali strategi pemasaran supermarket, Anda bisa menjadi pembeli yang lebih bijak dan hemat, seperti yang dilansir dari detik.(*)