JAKARTA - Salat dhuha merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Ibadah ini dikenal sebagai shalat awwabin, yakni salatnya orang-orang yang senantiasa kembali kepada Allah dengan penuh ketundukan.
Selain bernilai ibadah, salat dhuha diyakini membawa keberkahan, melapangkan rezeki, serta menghapus dosa.
Salat dhuha tidak sah jika dilakukan sebelum matahari terbit. Waktu dimulainya salat dhuha adalah ketika matahari telah naik setinggi tombak, atau sekitar 15–20 menit setelah terbit.
Mengacu pada buku Fiqh Bersuci dan Salat Sesuai Tuntunan Nabi karya Abu Utsman Kharisma, rentang waktu salat dhuha berlangsung sejak matahari terbit sempurna hingga sekitar 10 menit sebelum masuk waktu Zuhur.
Rasulullah bersabda:
“Salat yang dikerjakan ketika matahari mulai meninggi adalah sholat orang-orang yang kembali kepada Allah (salat awwabin).” (HR. Muslim)
Mayoritas ulama dari mazhab Syafi’iyyah dan Hanabilah sepakat bahwa batas akhir waktu dhuha adalah saat matahari mulai condong ke arah barat, tepat sebelum waktu Zuhur tiba.
Waktu paling utama melaksanakan salat dhuha adalah ketika panas matahari mulai terasa, yakni pertengahan waktu antara terbit matahari hingga Zuhur.
Sebagai ilustrasi, jika matahari terbit pukul 06.00 dan waktu Zuhur pukul 12.00, maka waktu terbaik salat dhuha adalah sekitar pukul 09.00 pagi.
Rasulullah bersabda:
"Salatnya orang-orang yang kembali kepada Allah (awwabin) adalah ketika anak unta mulai merasakan panasnya matahari.” (HR. Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa waktu paling utama bukan terlalu pagi, dan bukan pula mendekati Zuhur.
Berikut keutamaan Salat Dhuha:
1. Pahala Sedekah untuk Seluruh Persendian
Dalam hadits Abu Dzar, Rasulullah bersabda:
“Pada pagi hari, setiap persendian di antara kalian wajib bersedekah… dan semua itu dapat dicukupi dengan dua rakaat salat dhuha.” (HR. Muslim)
Mengutip buku Salat Dhuha Dulu, Yuk karya Imron Mustofa, dua rakaat salat dhuha setara dengan sedekah bagi 360 persendian tubuh manusia.
2. Mendatangkan Kecukupan Rezeki
Dalam hadits qudsi yang diriwayatkan Tirmidzi, Allah berfirman melalui Rasulullah:
“Wahai anak Adam, rukuklah untuk-Ku di awal siang sebanyak empat rakaat, niscaya Aku cukupkan kebutuhanmu hingga sore hari.” (HR. Tirmidzi)
3. Dicatat sebagai Hamba yang Rajin Beribadah
Rasulullah bersabda:
“Barang siapa menjaga salat dhuha, dosanya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan.” (HR. Tirmidzi)
4. Termasuk Golongan Awwabin
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda:
“Tidaklah menjaga sholat dhuha kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah (awwabin).” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim)
Istilah awwabin merujuk pada hamba yang selalu taat dan kembali kepada Allah. Konsistensi dalam salat dhuha menjadi salah satu ciri golongan mulia ini.