JAKARTA - Pasar mobil Low Cost Green Car (LCGC) di Indonesia menunjukkan tren penurunan signifikan sepanjang tahun 2025.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), distribusi mobil dari pabrik ke dealer (wholesales) hanya mencapai 89.051 unit pada periode Januari-September 2025, anjlok 33,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 134.818 unit.
Dari sisi penjualan ritel, kondisi tak jauh berbeda. Penjualan mobil LCGC ke tangan konsumen hanya tercatat 97.723 unit, turun sekitar 28 persen dibandingkan tahun 2024 yang menyentuh 135.402 unit.
Penurunan ini juga berimbas pada pangsa pasar (market share). Sepanjang Januari-September 2025, LCGC hanya menguasai 16 persen pasar otomotif nasional. Padahal, sepanjang 2024, segmen ini masih mendominasi sekitar 20 persen.
Kondisi tersebut menjadi sinyal bahwa posisi LCGC sebagai mobil pilihan utama masyarakat kelas menengah mulai tergeser oleh model-model lain yang menawarkan fitur lebih lengkap dan tampilan lebih modern.
Awalnya, LCGC dikenal sebagai mobil pertama bagi masyarakat berpenghasilan menengah dengan harga terjangkau di bawah Rp150 juta. Namun kini, sejumlah model LCGC menembus harga Rp180 juta hingga Rp200 juta.
Kenaikan harga dipicu oleh beberapa faktor, seperti penyesuaian regulasi emisi, penambahan fitur keselamatan dan teknologi, serta biaya produksi yang meningkat. Akibatnya, daya tarik 'low cost' yang menjadi ciri khas segmen ini semakin memudar.
Situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih turut memperburuk kondisi pasar. Calon pembeli mobil pertama cenderung menunda pembelian akibat kenaikan suku bunga kredit dan inflasi yang menekan daya beli.
Pengamat Otomotif Yannes Pasaribu menilai, faktor ekonomi makro menjadi penyebab utama lesunya pasar LCGC.
“Penurunan daya beli masyarakat karena inflasi dan suku bunga tinggi menjadi faktor utama yang mempengaruhi penjualan mobil saat ini. Selain itu, kenaikan harga di segmen terbesar seperti LCGC juga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,” ujar Yannes Pasaribu.
Seiring waktu, segmen mobil kompak dan crossover kecil dengan desain modern dan fitur digital semakin menarik minat konsumen muda di perkotaan.
Banyak di antara mereka beralih dari LCGC ke model dengan harga sedikit lebih tinggi namun nilai lebih besar dalam hal kenyamanan, teknologi, dan efisiensi bahan bakar.