PEKANBARU - Mobil-mobil Jepang punya reputasi tangguh, hemat bahan bakar, dan awet digunakan hingga bertahun-tahun. Ditambah lagi jaringan bengkel resmi dan nonresmi sangat luas, suku cadang mudah ditemukan, serta nilai jual kembali tinggi. Tak heran, loyalitas konsumen terhadap merek Jepang begitu kuat.
Namun, harga mobil Jepang kini sering disebut terlalu mahal. Konsumen harus merogoh kocek lebih dalam, bahkan untuk tipe menengah sekalipun.
Di sisi lain, mobil asal China datang dengan strategi berbeda: harga lebih murah, desain modern, fitur lengkap, hingga teknologi terkini seperti sistem hiburan pintar, sensor canggih, dan dukungan elektrifikasi. Sayangnya, masih ada stigma bahwa mobil China gampang rusak dan tidak seawet produk Jepang.
Fenomena ini membuat konsumen berada di persimpangan. Ada yang tetap setia pada merek Jepang karena kualitas sudah terbukti, ada juga yang berani mencoba produk China karena tergiur harga dan fitur.
Pengamat otomotif menyebut, tren ini bisa mengubah peta pasar Indonesia. Jika mobil China berhasil membuktikan kualitas jangka panjangnya, dominasi Jepang bisa terancam. Namun untuk saat ini, kepercayaan masyarakat masih condong pada mobil Jepang.