PEKANBARU – Baterai merupakan komponen utama atau “jantung” dari mobil listrik. Cara perawatan yang tepat sangat menentukan umur pakai dan performa kendaraan.
Menurut Jawad Al Aziz, teknisi master EV di Hyundai Fatmawati, masih banyak pemilik mobil listrik yang belum memahami bahwa pola pengisian daya dan suhu sekitar sangat memengaruhi kesehatan baterai.
“Kalau kebiasaan ngecasnya sembarangan, baterai bisa cepat mengalami degradasi, padahal usia mobil masih muda,” ujar Jawad, Sabtu (11/10/2025).
Ia menjelaskan, langkah pertama untuk menjaga baterai tetap sehat adalah mengatur pengisian daya secara bijak.
Pemilik kendaraan sebaiknya tidak membiarkan baterai benar-benar habis hingga 0%, karena hal itu membuat sel baterai bekerja lebih keras dan mempercepat penurunan kapasitas. Idealnya, pengisian dilakukan saat daya tersisa 20–30%, dan dihentikan ketika mencapai 80–90% untuk penggunaan harian.
Selain itu, hindari penggunaan fast charging secara terus-menerus karena proses tersebut meningkatkan suhu baterai. Suhu tinggi dapat mempercepat proses degradasi sel, terutama jika pengisian cepat dilakukan berulang tanpa waktu pendinginan.
“Yang paling aman itu charge tidak sampai penuh, cukup 80 atau 90 persen. Fast charging sebaiknya hanya dipakai dalam kondisi darurat,” tambahnya.
Jawad juga mengingatkan pentingnya perawatan rutin dan pembaruan software kendaraan agar sistem manajemen baterai (Battery Management System/BMS) dapat bekerja secara optimal.
Dengan penerapan kebiasaan sederhana ini, performa dan daya tahan baterai mobil listrik bisa tetap stabil hingga bertahun-tahun pemakaian.