PEKANBARU - Produsen kendaraan listrik asal China, BYD Indonesia, masih mendominasi pasar mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) di Indonesia sepanjang Januari–November 2025.
Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao, mengatakan pertumbuhan pasar kendaraan listrik nasional sepanjang 2025 menunjukkan perkembangan yang signifikan, meskipun industri otomotif secara umum masih menghadapi perlambatan.
“Momentum ini menjadi bukti bahwa kendaraan listrik mulai bergerak ke arah yang lebih progresif dan membawa dampak yang lebih luas bagi ekosistem otomotif nasional,” ujar Eagle dalam keterangannya, Rabu (17/12/2025).
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales mobil BYD sepanjang 11 bulan 2025 tercatat mencapai 40.151 unit. Hingga saat ini, seluruh kendaraan listrik BYD yang dipasarkan di Indonesia masih berstatus impor utuh atau completely built up (CBU) dari China.
Jika digabungkan dengan sub-merek premium Denza, total penjualan BYD Group selama periode Januari–November 2025 tercatat melampaui 47.300 unit. Capaian tersebut setara dengan sekitar 57 persen pangsa pasar kendaraan listrik nasional.
Salah satu model terlaris BYD adalah BYD Atto 1 yang mencatat penjualan lebih dari 17.700 unit hanya dalam dua bulan, yakni Oktober dan November 2025. Model ini dibanderol mulai Rp199 juta untuk varian Dynamic dan Rp235 juta untuk varian Premium dengan status on the road (OTR) Jakarta.
Di segmen kendaraan multi purpose vehicle (MPV), BYD M6 tetap menjadi daya tarik utama konsumen Indonesia dengan penjualan mencapai 9.900 unit sepanjang 11 bulan 2025. Sementara di segmen sport utility vehicle (SUV), BYD Sealion 7 membukukan penjualan lebih dari 7.900 unit sejak diluncurkan pada Februari 2025.
Sebagai bagian dari ekspansi jangka panjang, BYD juga telah menyelesaikan sekitar 90 persen pembangunan pabrik di Indonesia. Proyek tersebut menyerap investasi sebesar Rp11,2 triliun dengan kapasitas produksi yang dirancang mencapai 150.000 unit kendaraan per tahun.
Dari sisi jaringan penjualan, BYD berencana memperluas jaringan dealer hingga 150 cabang di Indonesia pada 2026. Selain itu, perusahaan juga menargetkan pembentukan perusahaan pembiayaan atau leasing sendiri guna mempermudah akses konsumen terhadap kendaraan listrik.
“Menatap 2026, kami memandang perkembangan pasar otomotif Indonesia dengan optimisme, khususnya di segmen kendaraan listrik yang terus menunjukkan daya tahan serta potensi jangka panjang,” pungkas Eagle.
Meski demikian, secara keseluruhan pasar otomotif nasional masih mengalami tekanan. Penjualan mobil secara wholesales sepanjang Januari–November 2025 tercatat turun 9,6 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi 710.084 unit, dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebanyak 785.917 unit.
Penjualan mobil ritel juga mengalami penurunan sebesar 8,4 persen YoY menjadi 739.977 unit, dari sebelumnya 807.586 unit pada Januari–November 2024.