PEKANBARU – Cuaca panas yang mulai terasa di sejumlah wilayah Riau membawa tantangan besar, terutama terkait potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Hingga pertengahan April 2025, luas lahan yang terbakar tercatat mencapai 78,06 hektare, tersebar di delapan kabupaten dan kota.
Berdasarkan data dari BPBD Provinsi Riau, Kabupaten Bengkalis tercatat sebagai wilayah dengan dampak kebakaran terparah, dengan total 31,20 hektare lahan yang terbakar. Disusul oleh Dumai (16,03 ha), Pelalawan (11,50 ha), dan Siak (7,90 ha). Beberapa daerah lain, seperti Indragiri Hilir, Kepulauan Meranti, Pekanbaru, dan Kampar, juga mengalami kebakaran meskipun dalam skala yang lebih kecil.
Kepala BPBD Riau, M. Edy Afrizal, mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat upaya pencegahan dan deteksi dini Karhutla, terutama dengan adanya prediksi puncak musim kemarau pada Mei hingga Juni mendatang.
“Cuaca panas menyebabkan lahan mudah terbakar. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menjaga lingkungan. Jangan membuka lahan dengan cara membakar. Pencegahan adalah kunci agar kebakaran tidak meluas,” ujar Edy pada Senin (21/4/2025).
BPBD Riau, bersama dengan TNI, Polri, dan relawan, terus melakukan patroli, edukasi, serta pemantauan titik panas secara berkala di daerah-daerah rawan kebakaran. Namun, Edy menekankan bahwa keberhasilan pencegahan sangat bergantung pada peran aktif masyarakat di tingkat lokal.
“Kami tidak bisa bekerja sendirian. Kesadaran dan kepedulian masyarakat menjadi fondasi utama untuk menjaga agar udara tetap bersih dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu oleh kabut asap,” tambahnya, seperti yang dilansir dari mcr.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)