PEKANBARU – Provinsi Riau mencatatkan inflasi year on year (y-on-y) sebesar 2,42 persen pada Juli 2025, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 109,02.
Data ini menunjukkan dinamika harga di berbagai wilayah Riau, di mana Tembilahan mengalami inflasi tertinggi sebesar 3,56 persen dengan IHK 108,98.
"Sementara itu, Kota Pekanbaru mencatat inflasi y-on-y terendah, yakni 2,10 persen dengan IHK 108,45," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Asep Riyadi.
Dia merincikan, inflasi y-on-y ini didorong oleh kenaikan harga pada delapan kelompok pengeluaran utama. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya memimpin dengan kenaikan 9,87 persen, diikuti oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,12 persen.
Kelompok lain yang menyumbang inflasi, kata dia, adalah penyediaan makanan dan minuman/restoran (2,85 persen), pakaian dan alas kaki (2,04 persen), kesehatan (1,84 persen), pendidikan (1,53 persen), perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,91 persen), serta transportasi (0,72 persen).
"Di sisi lain, tiga kelompok pengeluaran justru mengalami deflasi. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami deflasi 0,38 persen," lanjutnya.
"Diikuti oleh informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen, dan rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,05 persen," kata dia lago.
Secara year on year, kata Asep, inflasi di Provinsi Riau pada Juli 2025 mencapai 2,42 persen, yang didorong oleh kenaikan harga pada delapan kelompok pengeluaran utama, terutama kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya serta makanan, minuman, dan tembakau," ujar Asep Riyadi.
"Meskipun demikian, ada beberapa kelompok yang mengalami deflasi, seperti perlengkapan rumah tangga dan informasi komunikasi, yang sedikit menahan laju inflasi," ucap Asep.
Secara bulanan (month to month / m-to-m), Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,62 persen pada Juli 2025. "Sedangkan secara year to date (y-to-d), inflasi Provinsi Riau tercatat sebesar 1,91 persen," tutupnya.