PEKANBARU - Sekretaris Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Riau, Nofri Andri Yulan, angkat bicara terkait kondisi defisit anggaran Provinsi Riau yang kini mencapai Rp1,76 triliun.
Menurutnya, defisit parah tersebut merupakan warisan kesalahan masa lalu yang kini menjadi beban berat bagi pemerintahan saat ini.
“Gubernur Abdul Wahid dipaksa bekerja dengan kondisi keuangan yang sudah rusak. Fakta ini harus dipahami bersama, agar rakyat tidak salah menilai. Jangan sampai framing negatif yang sengaja digulirkan justru membuat Riau jalan di tempat,” tegas Yulan, Sabtu (16/8/2025).
Mantan Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Riau (Unri) itu menilai, pihak yang paling bertanggung jawab atas krisis fiskal ini adalah pemimpin sebelumnya.
Sementara itu, kata dia, Gubernur Abdul Wahid justru tengah berjuang keras untuk memperbaiki keadaan, meski sering diganggu dengan isu-isu yang tidak relevan.
“Bang Wahid bukan sedang menikmati kursi, tapi sedang membersihkan sampah masa lalu. Karena itu, mari kita berpikir jernih, jangan lagi terjebak fitnah atau isu murahan. Fokus kita adalah membenahi Riau dari jurang defisit yang luar biasa ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yulan mendesak Presiden RI, Prabowo Subianto memberi perhatian khusus terhadap persoalan ini, dan meminta pemerintah pusat mengusut tuntas pihak-pihak yang dianggap bertanggung jawab atas hancurnya keuangan daerah.
“KNPI Riau meminta Presiden Prabowo memberi perhatian khusus. Jangan biarkan rakyat terus jadi korban, sementara yang membuat masalah lolos dari tanggung jawab,” tutupnya.
Editor: Barkah