KAMPAR – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kampar, Riau, kembali mengganas. Hingga Senin (25/8/2025), titik api terus bermunculan—bahkan di lokasi yang sebelumnya belum terdampak. Kondisi ini menambah panjang daftar areal terbakar di wilayah yang dikenal memiliki banyak hamparan lahan gambut rentan api.
Kepala Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) Kampar, Adi Candra Lukita, mengonfirmasi bahwa pada hari ini terdeteksi kebakaran di tiga titik, dua di antaranya merupakan lokasi baru.
"Hari ini ada tiga lokasi terbakar. Dua titik di lokasi baru. Salah satunya masih di Kecamatan Salo yang belakangan ini memang cukup sering terbakar,” kata Adi Candra, Senin (25/8/2025).
Salah satu kebakaran yang masih berlangsung adalah di Jalan Harapan Raya, Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, yang telah memasuki hari keempat. Meski luas lahan yang terbakar tergolong kecil—sekitar 0,5 hektare—lokasinya di lahan gambut membuat proses pemadaman sangat sulit.
“Api berada di bawah permukaan. Itu sebabnya, meski dari atas terlihat padam, sebenarnya masih menyala di dalam gambut. Pemadaman total sangat sulit,” jelas Adi.
Proses pendinginan terus dilakukan oleh tim pemadam, namun belum membuahkan hasil maksimal. Karena itu, setelah bertugas di Rimbo Panjang, tim pemadam segera digeser ke lokasi baru.
Menurut laporan Pusdalops-PB, titik api baru muncul di Desa Sungai Jalau, Kecamatan Kampar Utara. Tim dari Rimbo Panjang langsung dikerahkan ke sana untuk penanganan cepat.
Di sisi lain, titik api juga muncul di Desa Ganting, Kecamatan Salo—lokasi yang sebelumnya belum pernah terbakar. Ini menandai eskalasi karhutla yang kian mengkhawatirkan, terutama di wilayah dengan gambut dalam yang mudah terbakar saat musim kemarau.
“Ini titik baru di Ganting. Belum pernah terbakar sebelumnya. Ini mengkhawatirkan, karena menandakan penyebaran api semakin luas,” ujarnya.
Karakteristik lahan gambut menjadi tantangan utama dalam pemadaman karhutla di Kampar. Begitu api menjalar ke dalam lapisan gambut, ia bisa menyebar tanpa terlihat di permukaan, lalu muncul di tempat lain.
“Lahan gambut itu bisa simpan bara api selama berhari-hari. Apalagi saat musim kemarau panjang seperti sekarang. Begitu ada angin atau ranting kering, bisa langsung menyala lagi,” kata Adi.