PEKANBARU - Puluhan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Reformasi Riau melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Gubernur Riau, Senin (13/10/2025).
Mereka mendatangi gerbang utama yang berada di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pekanbaru sekira pukul 14.00 wib. Berbagai aspirasi disampaikan oleh koordinator massa aksi.
Tak berselang lama, Kepala Biro Hukum Setda Riau Yan Dharmadi menemui massa aksi. Namun, kehadirannya ditolak dan massa berhasil masuk ke dalam kantor gubernur Riau.
"Kami hanya mau Gubernur Riau yang menemui. Tak boleh pejabat lain," seru koordinator massa aksi.
Massa aksi turut menyoroti ketidakharmonisan Gubernur Riau Abdul Wahid dan Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto.
"Kami malu ketika dipertontonkan kelakuan kalian berdua (Gubri-Wagubri). Riau punya marwah, kami tidak pernah berkelahi. Kalian yang memecahbelah kami," ucapnya.
Massa yang tak kunjung ditemui Gubernur Riau Abdul Wahid itu, akhirnya menyampaikan pernyataan sikap, kemudian bergeser ke Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Riau di Jalan Cut Nyak Dien.
Adapun 10 tuntutan massa aksi di halaman kantor Gubernur Riau, diantaranya:
1. Mendesak Presiden RI untuk membentuk Badan Reforma Agraria
2. Memdesak Presdiden RI memerintahkan kementerian terkait agar memeriksa BPN Riau, Pekanbaru dan Inhu. Karena banyaknya praktek mafia lahan
3. Mendesak Presiden RI Menertibkan Satgas PKH
4. Mendesak Gubri dan Skk migas sumbahut mencopot Dirut BUMD Hengki Primana. Karena tidak sesuai dengan etik dan aturan yang ada
5. Mendesak Gubri mengevaluasi direksi BUMD yang telah dan akan ditunjuk, serta melakukan uji publik secara terbuka
6. Meminta DPRD Riau membentuk pansus defisit anggaran
7. Mendesak Kapolda Riau menindak tegas galian C dan PETI
8. Mendesak gubernur Riau menunaikan janjinya dan membantu pembebesan Khariq Anhar
9. Mendesak Gubri dalam pencairan Beasiswa Pemprov Riau dan menunaikan janji kampanye satu rumah satu sarjana
10. Mencopot Direktur Utama RSJ Tampan.