SIAK - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru menyelenggarakan kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) di Desa Teluk Batil, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
Kegiatan ini diikuti oleh 70 peserta yang terdiri dari nelayan dan penyuluh perikanan dari lima desa pesisir, yaitu Teluk Batil, Kayu Ara Permai, Sungai Kayu Ara, Bunsur, dan Tanjung Kuras.
SLCN merupakan salah satu program unggulan BMKG yang bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat pesisir terhadap informasi cuaca dan iklim maritim untuk mendukung keselamatan dan produktivitas kegiatan melaut.
Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Siak, Bapak Syamsurizal, dalam sambutannya beliau menyampaikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif BMKG.
"Program ini sangat baik untuk nelayan. Dengan informasi cuaca dari BMKG, nelayan dapat mempersiapkan diri sebelum berlayar, mengetahui kondisi gelombang laut, dan memperkirakan waktu yang tepat untuk melaut. Harapan kami, kegiatan ini dapat meningkatkan keselamatan sekaligus kesejahteraan nelayan," ujar Wakil Bupati Siak.
Turut hadir dalam kegiatan ini Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Dr Eko Prasetyo, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Siak, Kaharuddin, Camat Sungai Apit, Tengku Mukhtasar, serta sejumlah pejabat dan tokoh masyarakat lainnya.
Hadir pula Kepala Stasiun Klimatologi Riau, Joko Yulianto, Kasie Operasi dan Siaga Basarnas Pekanbaru, Benteng Hilton, Penghulu Desa Teluk Batil, Samsul serta para penghulu dari empat desa lainnya yang turut mendukung kegiatan SLCN.
Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri secara virtual oleh Kepala Stasiun Meteorologi dan Mandatory Maritim BMKG dari seluruh Indonesia, sebagai bentuk dukungan nasional terhadap peningkatan kapasitas nelayan di wilayah pesisir.
Dalam kesempatan ini, pimpinan dan jajaran BMKG, bersama Forkopimda dan Pemerintah Daerah Kabupaten Siak, menandai kolaborasi kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat sektor kelautan dan perikanan, terutama melalui peningkatan literasi cuaca maritim bagi masyarakat pesisir.
Dalam sambutannya, Dr Eko Prasetyo menjelaskan bahwa SLCN merupakan program nasional BMKG yang telah dilaksanakan di berbagai wilayah pesisir Indonesia.
"Sekolah Lapang Cuaca Nelayan bertujuan menolong nelayan memahami informasi cuaca dan mengubah paradigma dari mencari ikan menjadi menangkap ikan. Dengan memanfaatkan produk informasi cuaca dan aplikasi INAWIS, nelayan dapat mengetahui wilayah tangkapan ikan atau fishground berdasarkan analisis ilmiah. Melalui pemanfaatan teknologi ini, kita harapkan terwujud nelayan yang hebat, selamat, dan sejahtera," ujar Eko.
Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi SSK II Pekanbaru dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan SLCN Kabupaten Siak tahun 2025 diikuti oleh 70 peserta dari lima desa pesisir.
"Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan edukasi dan meningkatkan kemampuan nelayan dalam memanfaatkan informasi cuaca dan iklim yang disediakan BMKG. Harapannya, para peserta dapat menjadi agen perubahan yang menyebarkan pemahaman ini kepada nelayan lain diwilayahnya," ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, para peserta mendapatkan pembekalan langsung dari narasumber BMKG mengenai prakiraan cuaca laut, arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, serta potensi wilayah penangkapan ikan. Selain materi teori, kegiatan juga akan dilanjutkan dengan praktek lapangan dan simulasi pemanfaatan aplikasi cuaca maritim, termasuk INAWIS dan Info BMKG.
Program SLCN diharapkan mampu mendukung visi pemerintah daerah dalam meningkatkan keselamatan pelayaran nelayan tradisional dan memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat pesisir melalui pemanfaatan informasi cuaca berbasis sains dan teknologi.
Dengan semangat kolaborasi antara BMKG, pemerintah daerah, dan masyarakat nelayan, kegiatan ini menjadi wujud nyata upaya bersama dalam mewujudkan "Nelayan Hebat, Selamat, dan Sejahtera."