PEKANBARU - Kadiskes Riau, Heri Permana mengungkapkan, peningkatan kasus terjadi cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tentu menjadi perhatian serius pemerintah.
Dikatakannya, temuan kasus dengan jumlah terbesar berada di Pekanbaru. Dengan tingkat yang mengkhawatirkan dan membutuhkan langkah penanganan yang lebih agresif dan terarah.
"Kasus HIV dan AIDS di Provinsi Riau telah mengarah kepada populasi umum. Temuan kumulatif kasus mencapai 6.463 kasus atau sekitar 58,34 persen," kata Heri Permana, Kamis (4/12/2025).
Dirinya menyebutkan, temuan kasus HIV dan AIDS pada kelompok ibu rumah tangga berada pada peringkat ketiga terbesar. Sementara, dari kelompok usia, kasus HIV paling banyak ditemukan pada kelompok umur produktif.
"Temuan kasus HIV dan AIDS di ibu rumah tangga menuruti peringkat ketiga terbesar. Jika dikelompokkan ke dalam kelompok usia, maka temuan kasus HIV terbesar banyak ditemukan pada kelompok umur 25-27," jelasnya.
“Melihat situasi itu, tentunya perlu langkah dan upaya bersama dalam penanggulangan HIV dan AIDS," tuturnya.
"Tidak bisa hanya mengandalkan dinas kesehatan saja, tetapi membutuhkan kerja kolaboratif antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat,” lanjutnya.
Senada dengan hal itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Diskes Riau, dr Dahlia Eka Okta mengatakan, situasi HIV/AIDS di Riau terus menunjukkan tren kenaikan. Bahkan, peningkatannya terjadi dari tahun ke tahun.
“Menurut penetapan Kemenkes, estimasi orang dengan HIV (ODHIV) di Provinsi Riau pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 9.054 kasus,” tuturnya.
Diterangkan, temuan kumulatif ODHIV sejak tahun 1997 hingga Triwulan III tahun 2025 sudah mencapai 11.078 kasus. Dari jumlah tersebut, 6.774 ODHIV masih hidup dan membutuhkan pendampingan kesehatan.
“Sebanyak 4.345 orang di antaranya sudah berada pada stadium AIDS,” pungkasnya.