PEKANBARU - Kondisi cuaca kota Pekanbaru beberapa hari belakangan ini terpantau cukup ekstrem bahkan mencapai 37 derajat Celcius disiang hari. Tidak hanya itu, dambak suhu panas ini, cuaca dipagi haripun berkabut bahkan bau asap sudah dirasakan masyarakat sejak subuh hari.
Kondisi kabut asap ini diperkirakan akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan dibeberapa daerah di Riau.
Terpantau pada Selasa (22/7/2025) kondisi kabut asap terlihat di Kelurahan Perhentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru.
"Habis salat subuh buka pintu langsung tercium bau asap an cukup menyengat," ungkap Sari salah seorang warga.
Kabut asap bahkan terlihat seperti mendung ini juga dirasakan warga lainnya saat melakukan aktivitas keluar rumah dan mengantar anak ke sekolah.
"Seperti mendung tapi tidak, mungkin ini karena pengaruh kebakaran hutan dan lahan dan terjadinya kabut asap. Saat keluar tadi bau asap cukup menyengat hidung," ujar Kumala warga lainnya.
Kondisi kabut asap yang mulai menyerang kota Pekanbaru menimbulkan kekhwatiran masyarakat akan berdampak pada kesehatan terutama untuk kalangan balita, anak-anak dan lansia.
Untuk diketahui ada beberapa penyakit yang rentan terjadi saat cuaca panas ektrim dan terjadinya kabut asap. Di antaranya batuk pilek, demam, radang tenggorokan dan lainya. Hal ini sudah dirasakan atau dialami beberapa warga baik dewasa maupun anak-anak.
"Yang paling terasa sekarang ini batuk pilek, tenggorokan rasanya perih bahkan suara juga jadi bindeng atau serak," ungkap Nonok Ketua RT 07 Kelurahan Perhentian Marpoyan.
Kondisi kabut asap yang terjadi saat ini diharapkan segera diatasi oleh pemerintah bersama instansi terkait agar tidak makin parah dan senantiasa melakukan sosialisasi dan tindakan pencegahan agar tidak terjadinya hutan dan lahan.
"Harapan kita tentu peristiwa kabut asap parah seperti beberapa tahun yang lalu tidak kembali terjadi. Kami juga sebagai perwakilan pemerintah juga senantiasa menghimbau masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan terutama yang melakukan aktivitas diluar rumah,"Harap Nonok.
Penulis: Mimi
Editor: Riki