PELALAWAN — Warga Desa Kuala Terusan, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, berjibaku menghadapi ancaman abrasi Sungai Kampar yang kian mengkhawatirkan. Demi melindungi tepi sungai dan rumah-rumah penduduk, warga bersama perangkat desa memasang ratusan pancang kayu di sepanjang bibir pantai yang tergerus air sungai.
Proses pemasangan dimulai sejak Jumat (12/9), dan hingga Minggu (14/9) telah lebih dari 40 meter garis pantai yang dipasangi kayu pancang. Kayu-kayu tersebut diperoleh secara gotong royong dan ditancapkan menggunakan alat berat yang dipinjam dari perusahaan sekitar, karena pengerjaan secara manual tidak memungkinkan.
"Kayu dipancang pakai alat berat yang kami pinjam dari perusahaan. Karena tidak bisa manual. Sudah ada 40 meter panjang pantai yang terpasang," ujar Kepala Desa Kuala Terusan, Hendri.
Target yang ingin dicapai adalah pemasangan sepanjang 50 meter di titik-titik yang paling rentan abrasi. Menurut Hendri, longsor sudah mulai menggerus tepi sungai dan retakan tanah semakin mendekati rumah warga, menimbulkan kekhawatiran akan dampak yang lebih besar jika tidak segera ditangani.
"Kami masih mencari kayu tambahan untuk titik yang masih kurang. Tapi lokasi yang parah-parah sudah terpancang," jelasnya.
Hendri menambahkan bahwa penggunaan kayu pancang bukan hal baru bagi warga Kuala Terusan. Tahun lalu, teknik yang sama berhasil menahan longsor di titik lain dan mampu bertahan hingga dua tahun. Meski hanya solusi jangka pendek, cara ini terbukti efektif mengurangi kerusakan sementara menunggu penanganan permanen dari pemerintah.
Untuk jangka panjang, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pelalawan telah merencanakan penurunan tim ahli guna mempelajari kontur tanah di sekitar lokasi abrasi. Tim ini akan menentukan solusi konstruksi yang tepat, seperti pembangunan turap atau penahan tebing yang lebih kokoh dan tahan lama.
"Yang jelas untuk saat ini sudah aman dan tinggal menunggu pembangunan dari Pemda ke depan," pungkas Hendri.