PEKANBARU – Gubernur Riau sekaligus Payung Panji Adat Riau, Abdul Wahid, bersama istri, menyambut kedatangan Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Raja Juli Antoni, dan istri, dengan upacara adat Tepuk Tepung Tawar di Gedung Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Kamis (24/4/2025).

Acara penyambutan tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh penting, antara lain para Datuk LAMR, Kapolda Riau, beberapa bupati, serta mantan Gubernur Riau, seperti Saleh Djasit, Wan Abu Bakar, dan Rusli Zainal.

Dalam sambutannya, Gubernur Abdul Wahid mengatakan bahwa penyambutan adat ini merupakan bentuk penghormatan sekaligus pengingat agar Menteri tidak melupakan asal-usul dan kampung halamannya.
"Kami ingin mengingatkan, bahwa Pak Menteri sedang 'balik kampung'. Semoga ini menjadi pengingat untuk tidak melupakan Riau," ujar Abdul Wahid.

Upacara Tepuk Tepung Tawar sendiri merupakan tradisi masyarakat Melayu yang bermakna doa keselamatan dan keberkahan, khususnya dalam mengemban amanah atau tugas baru.

Menyoroti kondisi ekonomi Riau yang stagnan, Abdul Wahid menyampaikan rencananya untuk mempererat kembali hubungan komunitas Melayu Serumpun. Gagasan ini, kata dia, juga sejalan dengan inisiatif yang disampaikan oleh Kapolda Riau.

"Kita berencana menghidupkan kembali forum komunikasi Melayu Serumpun melalui kegiatan nyata, bukan hanya slogan," tuturnya.

Salah satu inisiatif besar yang diwacanakan adalah pembangunan Jembatan Selat Malaka, yang diharapkan menjadi simbol serta sarana penghubung antarwilayah Melayu Serumpun.

Gubernur juga mengapresiasi komitmen Menteri Kehutanan yang siap menjadi penyambung aspirasi masyarakat Riau di tingkat nasional. Abdul Wahid berharap akan ada pembahasan lanjutan dengan kementerian, khususnya terkait penyelesaian berbagai persoalan di Riau, termasuk konflik masyarakat adat dengan perusahaan serta pengelolaan hutan adat.(Galeri Foto)