PEKANBARU - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengimbau seluruh masyarakat untuk menjaga kondusifitas daerah. Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Syahrial Abdi.
Kondisi berbagai daerah di Indonesia yang saat ini terjadi gejolak aksi unjuk rasa memang tak bisa dielakkan. Namun, Syahrial Abdi menyampaikan hal itu tetap harus dilakukan secara damai, tertib, dan bermartabat serta tidak anarkis.
"Saya ingin menegaskan, aspirasi masyarakat tetap terbuka untuk disampaikan. Tindakan anarkis hanya akan merugikan diri sendiri dan melemahkan persaudaraan kita," sebut Syahrial Abdi.
Syahrial Abdi mengungkapkan, di tengah kondisi bangsa saat ini, kebersamaan masyarakat harus terus dirajut dan diperkuat. Pemprov Riau, terbuka menerima aspirasi dan kritik demi pembangunan daerah yang lebih baik.
"Hanya saja kita berada di Tanah Melayu, kita punya adab, adat dan budaya yang santun. Intinya, Pemprov Riau bersama komponen Forum Pembaruan Kebangsaan menerima masukan dan kritik apapun sepanjang itu konstruktif, tidak menganggu hak orang lain, itu yang perlu kita tekankan," ungkapnya.
Sekda Riau tersebut menegaskan, bahwa apel kebangsaan ini menjadi momentum untuk memupuk kembali semangat kebersamaan lintas suku, agama, dan ras yang ada di Provinsi Riau.
"Tadi kita lihat berbagai macam suku, agama, dan ras hadir dalam apel ini. Tujuannya untuk menumbuhkan semangat kebersamaan seluruh komponen yang ada di Riau," kata Syahrial.
Pihaknya juga mengapresiasi masyarakat yang telah menyampaikan aspirasi secara tertib dan elegan. Menurutnya, hal ini membuat Riau tetap dalam keadaan kondusif dan aman.
"Alhamdulillah sampai dengan hari ini situasi dan kondisi di Riau sangat kondusif, beberapa aspirasi tersampaikan dengan baik dengan tata cara yang baik pula, terimakasih kepada seluruh aparat keamanan di Riau. Ini terjadi akibat kolaborasi dan sinergi komponen, artinya keberadaan organisasi berfungsi dengan baik, pesan yang ingin disampaikan itu tersampaikan dengan baik ke masyarakat," ucapnya.
Selain itu, di era digital saat ini, masyarakat juga dihadapkan pada tantangan besar berupa maraknya hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian yang tersebar begitu cepat di media sosial. Informasi yang tidak benar dapat menimbulkan keresahan, bahkan memecah belah persaudaraan.
"Maka itu, saya mengajak seluruh masyarakat untuk bijak dalam bermedia sosial. Jangan mudah terprovokasi, jangan cepat menyebarkan kabar yang belum jelas kebenarannya. Mari kita jadikan ruang digital sebagai sarana memperkuat persatuan, bukan sebaliknya," ajaknya.