PEKANBARU - Gubernur Riau, Abdul Wahid, hadir dalam Sidang Senat Terbuka Wisuda Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau Periode VIII Tahun 2025 yang digelar di Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa, Selasa, 14 Oktober 2025. Ribuan wisudawan dari berbagai jenjang pendidikan mengikuti momen bersejarah ini, mulai dari program Doktor ke-69, Magister ke-101, hingga Sarjana dan Diploma ke-121.
Dalam pidatonya yang penuh inspirasi, Wahid menyampaikan rasa bangga kepada para lulusan yang berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi. Ia mengingatkan bahwa keberhasilan akademik bukan hanya buah dari kerja keras pribadi, tetapi juga doa dan pengorbanan keluarga, terutama orang tua.
“Di balik toga itu ada peluh, doa, dan perjuangan. Ada ayah yang bekerja siang malam, ibu yang tak henti berdoa di sajadah. Maka, kalian layak bangga,” ucap Wahid dengan suara bergetar.
Gubernur juga berpesan kepada lulusan Sarjana dan Diploma agar tidak hanya menjadi pencari kerja, melainkan mampu menciptakan peluang dan membuka lapangan pekerjaan baru. Sementara kepada para lulusan Magister dan Doktoral, ia berharap ilmu yang diperoleh dapat membawa manfaat luas bagi umat dan bangsa, sebagai bagian dari pengabdian berbasis keilmuan.
Sebagai alumni UIN Suska, Wahid mengenang masa-masa perjuangannya semasa kuliah dan menegaskan bahwa kampus ini telah membentuk karakter serta nilai-nilai kepemimpinan dalam dirinya.
“Kalau saya bisa menjadi Gubernur, maka kalian pun bisa menjadi apapun yang kalian cita-citakan. Jangan minder, jangan ragu. Kita punya karakter, nilai, dan tanggung jawab,” ujar Wahid di hadapan ribuan wisudawan.
Di kesempatan yang sama, Wahid juga memperkenalkan program unggulan Pemerintah Provinsi Riau bernama “Satu Rumah Satu Sarjana” yang menyasar keluarga kurang mampu, terutama di daerah tertinggal. Program ini tidak hanya menawarkan beasiswa, tetapi juga pelatihan keterampilan, penguatan karakter, hingga pembentukan jiwa kewirausahaan.
Menurutnya, pendidikan adalah kunci utama untuk memutus rantai kemiskinan dan membangun keadilan sosial. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat menjadikan pendidikan sebagai gerakan bersama dalam membangun masa depan yang lebih cerah.
Mengakhiri sambutannya, Wahid kembali menyemangati para lulusan dengan pesan menyentuh.
“Jangan lupakan kampus ini. Jangan lupakan doa orang tua. Dan jangan pernah berhenti berjuang. Karena anak kampung pun bisa memimpin negeri,” tutup Wahid.