PEKANBARU - Gubernur Riau, Abdul Wahid, mengakui sejumlah tantangan yang masih dihadapi dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerahnya.
Meskipun mendapat sambutan positif dari masyarakat, program nasional prioritas Presiden Prabowo Subianto ini masih menyisakan berbagai kendala, mulai dari cita rasa makanan hingga lemahnya pengawasan terhadap bahan pangan.
“Respon masyarakat sangat baik. Banyak orang tua merasa terbantu karena tidak perlu lagi menyiapkan bekal makan anak,” ujar Wahid, Rabu (22/10/2025).
Namun, di balik antusiasme tersebut, Wahid tak menutup mata terhadap berbagai persoalan teknis yang muncul di lapangan.
Pada tahap awal, tercatat hanya sekitar 50 persen siswa yang mengonsumsi makanan bergizi yang disediakan. Setelah dilakukan evaluasi, sebagian besar anak mengeluhkan soal rasa.
“Saya minta dapur memperbaiki kualitas rasa. Anak-anak boleh menyampaikan keluhan, tapi ditulis saja dan dimasukkan ke tempat makan, tidak perlu diumbar di media sosial,” tegasnya.
Wahid mengungkapkan, salah satu hambatan utama berada pada aspek pengawasan bahan pangan.
Tahun 2025, Pemprov Riau hanya memiliki 112 unit rapid test kit, terdiri dari 80 alat deteksi pestisida dan 32 alat pendeteksi formalin.
Padahal, setiap Sentra Penyediaan Pangan Gizi (SPPG) diwajibkan menguji minimal lima komoditas pangan segar sebelum disalurkan.
“Hingga kini baru 15 SPPG yang melakukan pengujian, tersebar di 12 titik di Pekanbaru dan 3 di Kampar. Banyak bahan pangan kita masih didatangkan dari luar provinsi, sehingga pengawasan terhadap kualitas dan keamanannya jadi lebih kompleks,” jelasnya.
Ia juga menyoroti lemahnya pengawasan di beberapa dapur penyedia MBG. Bahkan, sempat terjadi kasus keracunan makanan karena makanan dimasak malam hari dan disajikan keesokan paginya dalam kondisi basi.
“Prosedurnya seharusnya memasak pukul 2 sampai 5 pagi. Tapi pengawasan di lapangan masih lemah,” ungkapnya.
Meski menghadapi berbagai kendala, Gubernur Wahid menegaskan, komitmen pemerintah provinsi untuk terus memperbaiki pelaksanaan program MBG.
“Program Makan Bergizi ini bukan sekadar memberi makan, tapi investasi jangka panjang untuk membangun generasi Riau yang sehat dan cerdas,” katanya.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program prioritas nasional yang diluncurkan Presiden Prabowo Subianto pada 6 Januari 2025.
Program ini dilaksanakan secara bertahap, mulai dari tingkat PAUD hingga SMA/sederajat, dengan mempertimbangkan kesinambungan fiskal dan ketersediaan infrastruktur pangan di daerah.
Melalui Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2024, pemerintah menunjuk Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai lembaga pelaksana utama pemenuhan gizi nasional.
BGN menetapkan empat kelompok sasaran utama program ini, yakni peserta didik dari PAUD hingga SMA/sederajat, anak usia di bawah lima tahun (balita), ibu hamil dan ibu menyusui.
Empat kelompok ini dinilai paling membutuhkan dukungan gizi berkelanjutan untuk menunjang tumbuh kembang, kesehatan ibu-anak, dan kualitas sumber daya manusia di masa depan.