PEKANBARU - Suasana penuh kehangatan terasa di Ruang Kampar, Gedung Integrated Class Universitas Riau, Sabtu (4/10/2025).
Lebih dari 250 alumni, dosen, dan mahasiswa semester akhir Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Riau berkumpul dalam sebuah acara spesial yang tidak hanya menjadi ajang temu kangen, tapi juga ruang berbagi inspirasi dan motivasi.
Acara ini digelar bertepatan dengan peringatan Dies Natalis FMIPA dan Universitas Riau, dan dibuka langsung oleh Dekan FMIPA Syamsudhuha. Hadir pula Wakil Rektor Universitas Riau, Mexsasay Indra, yang menyampaikan apresiasinya atas kegiatan tersebut sebagai bagian dari upaya mempererat tali silaturahmi antar generasi.
Dengan tema “Bincang Santai: Inovasi dan Adaptasi Alumni Menghadapi Tantangan Karir di Era Digital,” acara menghadirkan para alumni hebat FMIPA yang kini menempati posisi strategis di berbagai bidang. Diskusi berjalan santai namun penuh makna, dipandu Sekretaris IKA FMIPA, Asril Darma.
Salah satu cerita inspiratif datang dari Sahat Manaor Panggabean, alumni Kimia angkatan 1986. Ia memutuskan merantau ke Jakarta meskipun mendapat tawaran pekerjaan di Riau. Kariernya dimulai di Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), dan kini ia menjabat sebagai Kepala Badan Karantina Indonesia, sebuah posisi setingkat menteri. “Jangan takut untuk bertarung meraih karir,” pesannya.
Cerita serupa disampaikan oleh Juanto Sitorus, alumni Fisika 1988 yang kini menjabat Manager di Kilang Pertamina Internasional. Ia menekankan pentingnya arah dan tujuan sejak masa kuliah. “Begitu tahu arah kita, belajar jadi lebih terfokus. Bekali diri dengan skill tambahan, jangan hanya mengandalkan ilmu dari kelas,” ujarnya.
Ada juga kisah menyentuh dari Elfizar, alumni Matematika 1992 yang kini menjabat Wakil Dekan FMIPA Unri. Ia memulai karier sebagai dosen dengan gaji hanya Rp150 ribu per bulan. “Kuncinya istiqamah. Berat di awal, tapi jalan akan terbuka,” ungkapnya dengan penuh kesederhanaan.
Susi Endrini, alumni Kimia 1991, turut hadir membawa cerita perjuangannya. Ia sempat ditolak menjadi dosen di Universitas Riau, tapi kini telah menjadi Rektor Universitas Abdur Rab dan sebelumnya memimpin Universitas Yarsi.
“Saya dulu belajar sungguh-sungguh tanpa tahu akan jadi apa. Tapi ternyata, kesungguhan itu membuka jalan,” ucapnya.
Menutup sesi, Yulisman, alumni Kimia 1992 yang kini menjabat Ketua Umum IKA FMIPA sekaligus anggota DPR RI, menyampaikan pesan yang sederhana namun penuh makna.
“Yakin usaha sampai,” ujarnya, sembari membagikan perjalanannya dari dunia usaha ke dunia politik.
Bagi mahasiswa yang hadir, kisah-kisah ini bukan sekadar cerita sukses, tetapi sumber semangat untuk berjuang. Acara ini menjadi jembatan antara generasi, menghadirkan pesan kuat bahwa dari kampus kecil di Riau, jalan menuju nasional bahkan internasional terbuka lebar bagi siapa pun yang punya mimpi dan berani mewujudkannya. (rilis)