Musda Golkar Riau: Persaingan Ketat, Kemungkinan Kuda Hitam Terbuka Lebar
Selasa, 22 April 2025 - 07:03:31 WIB
PEKANBARU – Menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Riau, dua nama disebut-sebut sebagai calon kuat ketua DPD I, yakni Wakil Ketua DPRD Riau Parisman Ihwan dan Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto. Meski demikian, peluang munculnya calon alternatif atau "kuda hitam" dinilai masih terbuka.
Hal tersebut disampaikan oleh anggota Dewan Pertimbangan Partai Golkar Riau, Erizal Muluk. Ia menilai dinamika politik di internal Golkar sangat terbuka dan penuh kejutan.
“Dalam politik, segalanya bisa terjadi. Dinamika partai selalu menarik, dan saya melihat Musda kali ini pun akan penuh warna,” ujar Erizal, Jumat (18/4/2025).
Selain dua nama utama, Erizal menyebut ada sejumlah tokoh lain yang juga berpotensi meramaikan bursa calon ketua, seperti anggota DPR RI Yulisman dan Karmila Sari.
“Keduanya memenuhi syarat dan memiliki kapasitas. Jika mereka maju, bisa menjadi kuda hitam yang memperkaya dinamika Musda,” katanya.
Meski banyak nama mencuat, Erizal menekankan pentingnya pelaksanaan Musda yang demokratis dan kompetitif. Ia mengingatkan agar mekanisme aklamasi tidak dijadikan pilihan utama, karena berpotensi menimbulkan perpecahan di kalangan kader.
“Lebih baik ada pertarungan sehat. Jangan sampai muncul sekat-sekat antar kelompok. Pilkada dan Pemilu sudah selesai, kini saatnya kader kembali bersatu,” tegas mantan Wakil Wali Kota Pekanbaru tersebut.
Erizal juga mengimbau seluruh kader untuk tetap solid dan tidak membawa kepentingan pribadi ke dalam proses Musda.
“Kalau ada yang mengancam pindah partai karena perbedaan pilihan, saya kira itu hanya bagian dari strategi politik. Fokus kita seharusnya membesarkan partai, bukan kepentingan pribadi,” tambahnya.
Sementara itu, peluang dua nama utama juga akan dipengaruhi oleh aturan internal partai. Menurut Erizal, sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar, calon ketua harus memiliki pengalaman sebagai pengurus minimal lima tahun di tingkat kabupaten/kota atau provinsi.
Syarat ini disebut menjadi tantangan tersendiri bagi SF Hariyanto yang relatif baru bergabung dalam struktur kepengurusan partai.
Namun, menurut Erizal, DPP Partai Golkar memiliki kewenangan strategis dalam menentukan arah kepemimpinan.
“Kalau DPP menghendaki figur tertentu, aturan bisa saja disesuaikan. Politik itu dinamis, dan dinamika kepemimpinan partai tak lepas dari perhitungan strategis,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya, Erizal menyampaikan harapannya agar Musda Golkar Riau menghasilkan pemimpin yang mampu membawa partai ke arah yang lebih baik.
“Siapa pun yang terpilih nanti, saya berharap dia mampu menyatukan kader dan benar-benar fokus membesarkan Partai Golkar di Riau,” tutupnya, seperti yang dilansir dari tribunnews.(*)
Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda) |
Komentar Anda :