DAYUN – Upaya menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat terus digencarkan di Riau. Salah satunya melalui Program Kemitraan Agroforestri yang menggabungkan pengelolaan hutan dan pertanian dalam satu kawasan.
Skema ini menjadi contoh nyata kolaborasi lintas pihak dalam mendorong ekonomi hijau dan ketahanan pangan.
Program Kemitraan Agroforestri ini dijalankan oleh PT Nusa Prima Manunggal (NPM) sebagai mitra dari PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) bersama-sama dengan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Mandiri Sejahtera, dan mendapat dukungan penuh dari Regional Community Forestry Training Centre for Asia and the Pacific (RECOFTC).
Kepala Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Tasik Besar Serkap, Andri, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas komitmen bersama, khususnya dari HKm Mandiri Sejahtera. Ia menekankan bahwa keberhasilan program kemitraan ini menunjukkan sinergi positif antara masyarakat, pemerintah, dan pihak swasta dalam menjaga kelestarian hutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan.
“Saya cukup terharu atas keberhasilan dari kegiatan panen bersama ini, karena membuktikan bahwa pengelolaan hutan berbasis masyarakat dapat memberikan manfaat nyata baik secara ekonomi maupun ekologis. Ini juga akan menjadi percontohan untuk yang lainnya. Semoga model kemitraan seperti ini dapat diterapkan di wilayah lain agar hutan tetap terjaga dan masyarakat turut sejahtera,” ungkap Andri.
Program ini telah berjalan selama dua tahun, sejak pertama kali dimulai pada tahun 2023, program ini mengembangkan sistem pengelolaan lahan yang memadukan tanaman kehutanan dan pertanian demi memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur RAPP Mulia Nauli menjelaskan, melalui program ini RAPP menegaskan komitmennya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan sekaligus menjaga kelestarian lingkungan, sejalan dengan visi perusahaan untuk menciptakan nilai bersama bagi komunitas sekitar.
“Hal ini juga berkaitan dengan pilar APRIL2030 yakni pada pilar Kemajuan Inklusif. Melalui pilar tersebut, RAPP berupaya meningkatkan taraf perekonomian masyarakat dengan target menghapus kemiskinan ekstrem serta memastikan bahwa manfaat dapat dirasakan secara berkelanjutan,” tutur Mulia.
Tahap awal penanaman dimulai Agustus 2024 dengan komoditas hortikultura di lahan seluas 30 hektare. Nanas menjadi tanaman utama, disertai budidaya terong dan pengembangan cabai dalam skala demplot. Selain itu, area kemitraan juga menanam jagung untuk mendukung program ketahanan pangan Asta Cita, serta mengembangkan tanaman jengkol, petai, rambutan, nangka, dan spesies asli seperti asam kandis.
Untuk mengelola usaha ini, HKm Mandiri Sejahtera telah membentuk Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Rimba Sejahtera yang bertanggung jawab mengembangkan potensi agroforestri. Program ini tidak hanya mengandalkan hasil panen, tetapi juga memfasilitasi pelatihan dan penguatan kapasitas kelompok pengelola hutan sebagai bagian dari perhutanan sosial.
Direktur RECOFTC Indonesia, Gamma Galudra, menyambut baik keberhasilan panen tersebut, sekaligus menekankan pentingnya kemitraan yang melibatkan berbagai pihak dalam menjaga kelestarian hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Program kemitraan agroforestry yang dibangun di HKm Mandiri Sejahtera ini adalah bukti nyata dari kolaborasi multipihak antara masyarakat, pemerintah, swasta, dan NGO dalam mensejahterakan masyarakat dan memperbaiki kondisi gambut. RECOFTC hadir di Dayun untuk memberdayakan kelompok HKm dalam mengelola wilayah, memperkuat organisasi, serta mengembangkan usaha bisnis,” jelas Gamma.
Kemitraan ini diharapkan menjadi model pembelajaran bagi para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, dalam mendorong kebijakan nasional terkait perhutanan sosial dan pencapaian target FOLU Net Sink 2030. Dengan kolaborasi berkelanjutan, program ini diharapkan dapat menjadi contoh kemitraan produktif yang menguntungkan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian alam. (rilis)