ROHIL – Perairan Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau, digegerkan dengan penemuan tragis sebanyak 11 jenazah mengapung di laut lepas sejak November hingga awal Desember 2025.
Penemuan beruntun ini membuat nelayan lokal trauma, sekaligus memicu spekulasi tentang musibah besar di Selat Malaka.
Menurut Kasat Polairud Polres Rohil, AKP Charisma Fajar Angkasa Putra, dua dari 11 jenazah berhasil diidentifikasi sebagai warga Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara, yaitu Andri Manik (40) dan Darwis (47).
"Kedua jenazah sudah dijemput keluarganya," ujar Charisma pada Jumat (12/12/2025). Sementara sembilan jenazah lainnya masih misterius, tanpa identitas jelas.
Jenazah-jenazah ditemukan nelayan saat melaut, tersebar di jalur pelayaran strategis "line tanker" yang berbatasan langsung dengan perairan Sumut. Kondisi mayat sangat memilukan: sudah membusuk, membengkak, dengan bagian kepala, tangan, dan kaki hancur atau hilang akibat terombang-ambing lama di laut.
"Kami menduga jenazah ini sudah beberapa hari di laut, sehingga sulit dikenali," tambah Charisma.
Polisi menduga kuat para korban berasal dari kecelakaan kapal di Selat Malaka, dipicu angin kencang dan gelombang tinggi. Ada laporan awal tentang kapal kargo dari Belawan dan kapal nelayan dari Tanjung Balai Asahan yang tenggelam.
Camat Pasir Limau Kapas, Yahya Khan, menegaskan, "Jenazah ditemukan bertahap dalam beberapa hari, total 11 mayat, dan dievakuasi tim gabungan Polri-TNI."
Pemerintah Rohil menjadikan kasus ini prioritas. Masyarakat yang kehilangan keluarga diminta segera melapor untuk membantu identifikasi. Misteri ini menyisakan duka mendalam bagi pesisir Riau-Sumut, mengingatkan betapa ganasnya Selat Malaka saat cuaca buruk.