PEKANBARU – Festival budaya Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau, semakin menunjukkan gaungnya di kancah internasional. Setelah diliput YouTuber terkenal asal Yordania, Joe Hattab, dan dijadwalkannya penampilan rapper Amerika Serikat Melly Mike pada perhelatan 20–24 Agustus 2025 mendatang, perhatian dunia kini tertuju pada Riau.
Namun di balik sorotan global tersebut, Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Provinsi Riau mengingatkan pentingnya kesiapan menyeluruh dari semua pihak. Ketua DPD ASPPI Riau, Wendy Yolanda Pasaribu, menilai momen ini harus dimanfaatkan secara maksimal sebagai langkah besar memperkenalkan Riau ke dunia internasional.
“Menurut saya, ini momentum yang sangat baik, bukan hanya bagi pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten, tapi juga bagi seluruh masyarakat dan pelaku pariwisata. Kita semua harus siap menyambut lonjakan wisatawan,” ujar Wendy, Selasa (22/7/2025).
Ia menekankan bahwa kesuksesan Festival Pacu Jalur 2025 bukan hanya soal kemeriahan acara, tetapi juga kesiapan dari sisi infrastruktur, transportasi, akomodasi, hingga mentalitas sebagai tuan rumah.
ASPPI Riau menyoroti perlunya pembenahan di berbagai aspek, khususnya di Kota Taluk Kuantan sebagai lokasi utama festival, dan Pekanbaru sebagai pintu gerbang masuk wisatawan.
“Mulai dari hotel, homestay, tempat makan, rental mobil dan bus, sampai kesiapan masyarakat lokal dalam menyambut tamu asing, semuanya harus dipersiapkan dengan baik. Pekanbaru juga jangan lepas tangan, karena wisatawan pasti masuk dan keluar melalui sana,” tegasnya.
Menurut Wendy, jika semua lini bekerja sama dengan serius, Festival Pacu Jalur bisa dijadikan sebagai event tahunan berskala internasional yang masuk dalam kalender wisata dunia. Hal ini juga akan mempermudah agen perjalanan dalam membuat paket wisata budaya Riau yang bisa dipasarkan ke luar negeri.
Jalan dan Venue Harus Nyaman, Tapi Orisinalitas Tetap Dijaga
ASPPI juga mengingatkan bahwa kemajuan pariwisata tidak boleh mengorbankan keunikan budaya. Kenyamanan wisatawan memang penting, namun orisinalitas Pacu Jalur sebagai tradisi puluhan tahun harus tetap dijaga.
“Dua hal yang paling krusial menurut kami adalah akses jalan ke Taluk Kuantan yang nyaman dan venue acara yang bersih, aman, serta representatif. Tapi jangan sampai modernisasi justru menghilangkan keaslian tradisinya. Itu yang membuat Pacu Jalur unik di mata dunia,” ujarnya.
Wendy mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk pelaku UMKM, pengusaha lokal, hingga relawan budaya untuk ikut serta mempersiapkan festival ini. Ia optimis, jika dikelola dengan serius, Pacu Jalur bisa menjadi ikon budaya internasional dari Indonesia, langsung dari Riau.
Editor: Riki