JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) mencatat penurunan laba bersih sepanjang Januari–September 2025. Berdasarkan laporan keuangan terbaru, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 9,68% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi US$237,89 juta, dari US$263,38 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Meski demikian, pendapatan PGN justru meningkat 6,26% YoY, dari US$2,82 miliar menjadi US$2,99 miliar. Namun, kenaikan beban pokok pendapatan yang lebih tinggi, yakni 8,59% YoY dari US$2,23 miliar menjadi US$2,42 miliar, menekan margin keuntungan. Akibatnya, laba bruto perseroan turun 14,49% YoY menjadi US$502,17 juta dari US$587,24 juta.
Selain itu, hingga kuartal III/2025, PGN menanggung beban keuangan sebesar US$49,36 juta dan rugi selisih kurs senilai US$15,36 juta. Dengan kondisi tersebut, laba periode berjalan tercatat US$338,61 juta, turun 1,7% YoY dibanding US$344,47 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan dari pihak berelasi mencapai US$1,03 miliar, tumbuh 9,41% YoY, terutama ditopang oleh segmen niaga dan gas bumi senilai US$544,21 juta atau naik 12,25% YoY, yang berkontribusi 18,18% terhadap total pendapatan.
Sementara itu, pendapatan dari pihak ketiga tercatat US$1,88 miliar, meningkat 0,92% YoY, dengan kontribusi terbesar dari segmen niaga dan gas bumi senilai US$1,48 miliar atau naik 7,15% YoY.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan terbesar berasal dari pembelian gas bumi yang mencapai US$1,56 miliar, naik 15,32% YoY dari US$1,35 miliar. Komponen ini menyumbang 64,37% dari total beban pokok pendapatan PGN selama sembilan bulan pertama 2025.