JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan bahwa mayoritas Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Indonesia berada dalam kondisi tidak sehat. Menurutnya, salah satu penyebab utama adalah penempatan anggota tim sukses (timses) kepala daerah di posisi direksi maupun komisaris BUMD, tanpa mempertimbangkan aspek profesionalisme.
"Beberapa permasalahan yang membuat BUMD tidak sehat, salah satunya adalah kurangnya profesionalisme. Banyak direksi dan komisaris berasal dari tim sukses kepala daerah," kata Tito kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Tito menuturkan, dari total 1.091 BUMD yang ada, hanya sekitar 40 persen yang tergolong sehat. Sisanya, sebagian besar mengalami kerugian atau berada dalam kondisi kurang sehat secara keuangan dan manajerial.
"Yang betul-betul sehat itu sekitar 40 persen. Sisanya ada yang merugi, sekitar 300 BUMD, dan banyak juga yang tidak dalam kondisi sehat," jelasnya.
Ia bahkan mencontohkan adanya BUMD yang hanya menghasilkan keuntungan sebesar Rp87 juta per tahun, sementara biaya operasionalnya mencapai Rp30 miliar. "Itu kan tidak sebanding. Seharusnya bisa dikelola lebih baik," ujar Tito.
Selain faktor profesionalisme, Tito juga menyebut kurangnya transparansi serta permodalan yang tidak memadai sebagai penyebab lain dari kondisi buruk sebagian besar BUMD.
"Permasalahan lain seperti transparansi dan modal memang turut berpengaruh, tapi yang paling utama tetap profesionalisme," tegasnya.
Tito menegaskan bahwa penempatan tim sukses sebagai pengelola BUMD tidak menjadi masalah selama individu tersebut memiliki kompetensi dan profesionalisme yang memadai. Namun jika tidak, hal itu justru akan menjadi beban bagi perusahaan.
"Kalau dari tim sukses tapi profesional, tidak masalah. Tapi kalau tidak, justru jadi beban, baik di tingkat direksi, komisaris, maupun pegawai," pungkasnya, seperti yang dilansir dari sindonews.(*)