TEMBILAHAN – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, mengalami peningkatan signifikan sepanjang tahun 2025. Dinas Kesehatan (Dinkes) Inhil mencatat sebanyak 179 kasus DBD terjadi sejak Januari hingga awal Mei 2025.
Puncak lonjakan kasus terjadi pada April dengan 55 kasus, disusul Februari sebanyak 49 kasus, Maret 44 kasus, dan awal Mei tercatat 8 kasus. Akumulasi data hingga Kamis (8/5/2025) juga mencatat adanya 6 kasus kematian, masing-masing 3 orang meninggal pada Maret, 2 pada Februari, dan 1 orang pada April.
Melonjaknya angka kasus tersebut membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhil menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk kasus DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Inhil, Rahmi Indrasuri, menyebutkan bahwa kasus-kasus ini tersebar di tiga kecamatan, yaitu Sungai Guntung Kateman, Tembilahan Hulu, dan Kota Baru Keritang.
"KLB ditetapkan sebelum Lebaran. Tim Puskesmas dan Dinkes langsung turun ke lapangan di beberapa lokasi terjadinya kasus DBD untuk melakukan penanggulangan dan pencegahan," jelas Rahmi.
Dinkes juga melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui apakah terdapat warga lain yang mengalami demam di sekitar kasus, serta penyelidikan vektor guna memastikan keberadaan tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti dalam radius 200 meter dari rumah pasien.
"Jika keduanya ditemukan, maka dilakukan fogging dan pemberian bubuk abate ke tempat penampungan air," tambah Rahmi.
Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) juga dilakukan di berbagai tempat penampungan air hujan yang tidak terpakai seperti kaleng bekas, ban, dan gelas plastik yang rawan menjadi sarang nyamuk penyebab DBD.
Rahmi pun mengajak masyarakat untuk ikut aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
"Mari bersama kita menjaga lingkungan sekitar rumah agar tidak ada potensi berkembang biaknya nyamuk," pungkasnya.
Penulis: Ayendra
Penulis: Riki