www.halloriau.com


BREAKING NEWS :
Harga Emas 1 Gram Antam Naik di Pekanbaru, Tembus Rp2,286 Juta
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


Pasar Tradisional Inhil Semrawut, PAD Hanya Rp250 Juta: Warga Nilai Disperindag Lemah
Minggu, 14 September 2025 - 15:31:34 WIB
Kondisi Pasar Tradisional Sungai Salak Kecamatan Tempuling memperihatinkan, (foto/Ayendra)
Kondisi Pasar Tradisional Sungai Salak Kecamatan Tempuling memperihatinkan, (foto/Ayendra)

INHIL – Pasar tradisional di sejumlah titik Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) masih semrawut. Dari Pasar Kayu Jati Tembilahan, Pasar Pagi Tembilahan, hingga Pasar Sungai Salak, rata-rata menghadapi masalah serupa. Becek ketika hujan, berdebu ketika panas, penataan lapak pedagang tidak teratur, hingga sampah yang menumpuk.

Padahal, pasar-pasar tersebut menjadi nadi perekonomian masyarakat menengah ke bawah. Ironisnya, kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) justru sangat kecil. Dari data yang dihimpun Halloriau.com, pendapatan pasar yang dikelola Dinas Perdagangan dan Perindustrian
(Disperindag) Kabupaten Inhil hanya berkisar Rp250 juta per tahun.

Jika dibandingkan, angka ini sangat jauh tertinggal dari daerah tetangga. Data yang diperoleh Halloriau.com menunjukkan bahwa Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) mampu mengumpulkan PAD dari sektor pasar hingga lebih dari Rp1,2 miliar per tahun. Sementara Kabupaten Pelalawan mencatat pendapatan di atas Rp800 juta setahun.

Perbedaan ini makin mencolok karena Inhil memiliki wilayah yang lebih luas dengan 20 kecamatan dan populasi pedagang yang besar. Potensi pasar yang seharusnya bisa menopang PAD justru terkesan dibiarkan tidak terkelola dengan baik.

Sejumlah pedagang mengaku sudah bosan dengan kondisi pasar yang tak kunjung berubah. Y (43), pedagang sayur di Pasar Kayu Jati, menuturkan bahwa pungutan retribusi terus berjalan, namun kenyamanan pasar tak pernah dirasakan.

"Tolong perhatikan kami. Retribusi tetap kami bayar, tapi hasilnya apa?" keluhnya, Minggu (14/9/2025) pagi.

Kemudian warga Tembilahan yang enggan disebut namanya menilai Disperindag Inhil lemah, seolah tidak serius.
"Dengan PAD cuma Rp250 juta setahun dari seluruh pasar, itu jelas terlalu kecil. Harusnya pasar bisa jadi mesin PAD, tapi kenyataannya hanya jadi beban. Disperindag seperti jalan di tempat," ujarnya.

Menanggapi sorotan ini, Kepala Disperindag Inhil, Nursal, melalui Plt Kabid Pasar, H Taharuddin. Ia tak menampik bahwa pendapatan pasar masih minim. Ia menegaskan angka Rp250 juta setahun memang benar adanya, berasal dari retribusi pasar yang dikelola langsung oleh Disperindag.

"Ya betul, sekitar Rp250 juta setahun. Itu akumulasi dari beberapa pasar yang dikelola  seperti Pasar Guntung, Teluk Pinang, Sungai Salak, Kayu Jati, Pasar Pagi, Pasar Terapung, hingga Dayang Suri," jelasnya.

Namun, ia menilai kecilnya PAD pasar bukan semata karena rendahnya pungutan retribusi, melainkan juga akibat kelembagaan pengelolaan yang belum kuat.

"Harus ada terobosan, kalau masih dikelola dengan sistem lama, sulit bagi PAD untuk meningkat signifikan," ujar H Taruddin.

Sejumlah kalangan menilai, masalah pasar tradisional di Inhil seharusnya bisa ditangani dengan serius.

Namun hingga kini, janji perbaikan hanya terdengar sebagai wacana. Sementara pedagang dan pembeli harus terus berhadapan dengan realita. Pasar yang semrawut, pelayanan minim, dan kontribusi PAD yang jauh dari harapan.

Kini publik menunggu, apakah Pemkab Inhil berani melakukan reformasi besar atau tetap bertahan dengan sistem lama yang hanya menghasilkan Rp250 juta per tahun.

Penulis: Ayendra
Editor: Riki


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Harga emas Logam Mulia Antam di Pekanbaru melonjak (foto/riki)Harga Emas 1 Gram Antam Naik di Pekanbaru, Tembus Rp2,286 Juta
Inflasi di Riau.(ilustrasi/int)Inflasi Riau Oktober 2025 Tembus 4,95 Persen, BPS: Kenaikan Harga Pangan Masih Dominan
Titik panas di Riau hari ini.(ilustrasi/int)BMKG Catat 514 Titik Panas di Sumatera, Riau Sumbang 37 Hotspot
Gubri, Abdul Wahid bersama 9 orang yang terjaring OTT KPK tiba di Bandara Soetta.(foto: sri/halloriau.com)Tiba di Bandara Soetta, Gubernur Riau Abdul Wahid dan 9 Orang Lainnya Diboyong KPK ke Gedung Merah Putih
Anggota Komisi III DPRD Riau, Abdullah.PT PIR Terancam Kolaps, DPRD Riau Minta Langkah Cepat Pemprov Riau
  Harga sawit plasma Riau turun.(ilustrasi/int)Harga TBS Kelapa Sawit Mitra Plasma Turun, Capai Rp3.553 per Kilogram
Produksi padi di Riau.(ilustrasi/int)BPS Riau Catat Luas Panen Padi 2025 Tumbuh 6,56 Persen, Produksi Beras Ikut Naik
Gubernur Riau, Abdul Wahid.(foto: int)Terjaring OTT KPK, Gubernur Riau Abdul Wahid Terakhir Lapor LHKPN di 2024 dengan Harta Rp4,8 Miliar
Cuaca ekstrim diprediksi melanda Riau hari ini.(ilustrasi/int)BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Riau Hari ini, Gelombang Laut Hampir 2 Meter
Gedung KPK.Sejarah Berulang: Gubernur Riau Kembali Ditangkap KPK
Komentar Anda :

 
 
 
Potret Lensa
Workshop Jurnalistik Metro Riau, Tingkatkan Profesionalisme dengan Kolaborasi
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2025 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved