JAKARTA – Banyak orang merasa sudah bekerja keras setiap hari, tetapi kondisi keuangan tak juga berubah. Meski penghasilan cukup, mereka tetap terjebak dalam situasi yang disebut “jebakan kelas menengah.”
Menurut Steve Burns, investor dan penulis keuangan, kerja keras saja tidak cukup. Kunci untuk keluar dari jebakan ini adalah mengelola pendapatan secara cerdas dan mengalihkannya ke investasi yang tumbuh dalam jangka panjang.
“Orang kaya berpikir berbeda tentang ke mana uang dan energinya diarahkan,” ujar Burns.
Alih-alih hanya menekan pengeluaran, mereka yang sukses membangun kekayaan justru berinvestasi secara strategis pada aset produktif yang berkembang dan menciptakan peluang baru.
Dilansir dari New Trader U, berikut lima jenis investasi yang dapat membantu seseorang lepas dari jebakan kelas menengah.
1. Investasi pada Diri Sendiri
Investasi terpenting bukan pada saham atau properti, melainkan pada diri sendiri. Keterampilan, pengetahuan, dan pola pikir menentukan setiap peluang yang datang.
Keterampilan bernilai tinggi membuat seseorang tak mudah kehilangan pekerjaan. Pengetahuan luas membuka peluang baru, sementara pola pikir berkembang membantu menembus batas pribadi.
Contohnya, kemampuan bernegosiasi bisa meningkatkan penghasilan, atau pemahaman pemasaran digital dapat membuka bisnis sampingan. Buku, kursus daring, dan pelatihan menjadi bentuk investasi kecil dengan manfaat besar.
2. Aset Produktif: Saham, Reksadana, atau Bisnis
Orang kelas menengah menukar waktu dengan uang, sementara orang kaya membuat uang bekerja untuk mereka.
Kepemilikan saham atau reksadana indeks memberi akses ke pertumbuhan perusahaan produktif tanpa harus terlibat langsung. Sementara itu, mendirikan bisnis yang bisa berjalan otomatis memperkuat arus pendapatan pasif.
Risiko memang ada, tetapi risiko terukur pada aset produktif justru menjadi kunci menuju kebebasan finansial.
3. Properti yang Menghasilkan Arus Kas
Banyak orang salah kaprah menganggap rumah pribadi sebagai aset, padahal jika setiap bulan justru menguras uang, itu menjadi liabilitas.
Sebaliknya, properti yang menghasilkan arus kas positif, seperti rumah sewa atau REITs (Real Estate Investment Trusts), bisa memberikan pendapatan rutin.
Selain kenaikan nilai properti, penyusutan aset juga memberi keuntungan pajak.
4. Sistem dan Merek yang Bisa Diperluas
Untuk keluar dari kelas menengah, seseorang butuh daya ungkit. Tidak mungkin menjadi kaya hanya dengan tenaga sendiri.
Sistem dan merek yang bisa diperluas (scalable) seperti produk digital, kursus online, e-book, atau kanal YouTube dapat terus menghasilkan pendapatan pasif setelah dibuat.
Selain itu, personal branding juga menjadi aset penting. Reputasi profesional membuka peluang kerja sama, proyek, atau konsultasi bernilai tinggi.
5. Jaringan dan Hubungan
Kekayaan mengalir melalui jaringan. Orang sukses membangun hubungan strategis yang melipatgandakan pengetahuan dan peluang.
Networking bukan sekadar bertukar kartu nama, tetapi berinvestasi dalam hubungan yang memperluas wawasan dan sumber daya.
Mentor, rekan sejawat, dan mitra dengan keahlian berbeda dapat menjadi jembatan menuju peluang besar berikutnya.
Bukan Jalan Instan
Keluar dari jebakan kelas menengah bukan soal keberuntungan atau skema cepat kaya.
Burns menegaskan, kuncinya adalah konsistensi dan strategi investasi jangka panjang.
Keterampilan membuka peluang investasi, aset produktif membiayai jaringan baru, dan properti berarus kas memberi modal bagi sistem yang lebih besar.
“Setiap rupiah, setiap jam, dan setiap hubungan adalah bentuk investasi,” kata Burns.
“Mereka yang berhasil memilih dengan bijak dan berinvestasi secara strategis akan bertransformasi dari ‘terjebak’ menjadi ‘tak terhentikan’.”