SELATPANJANG - Puncak arus balik Idulfitri 1446 Hijriah di Kabupaten Kepulauan Meranti benar-benar terasa di Pelabuhan Tanjung Harapan, Selatpanjang, Senin (7/4/2025). Sejak pagi, gelombang penumpang yang hendak kembali ke perantauan terus berdatangan, memadati setiap sudut pelabuhan.
Dari pantauan di lapangan, antrean panjang mengular hingga ke luar area terminal. Penumpang dari berbagai desa dan kecamatan tampak membawa koper, kardus, hingga oleh-oleh khas kampung halaman. Mereka berebut tiket menuju Tanjung Buton, Bengkalis, Tanjung Balai Karimun, hingga Batam. Tak sedikit yang harus kecewa karena kehabisan tiket akibat keterbatasan armada.
Untuk mengurai kepadatan, petugas gabungan memberlakukan sistem buka tutup di empat antrean pintu masuk menuju dermaga. Meski situasi sempat riuh dan penuh sesak, petugas dari KSOP, Pelindo, Kepolisian, dan Dinas Perhubungan Kepulauan Meranti tetap sigap menjaga ketertiban dan kenyamanan para penumpang.
“Memang agak ramai dari hari sebelumnya. Tapi sejauh ini masih terkendali,” ujar salah satu petugas di lapangan sambil mengatur antrean masuk ke kapal.
Bagi sebagian orang, kepadatan ini adalah bagian dari ritual tahunan yang penuh cerita. Tangisan anak-anak yang enggan berpisah dari kakek neneknya, pelukan terakhir sebelum kapal berangkat, hingga saling titip pesan antar saudara menjadi pemandangan yang mengharukan di tengah padatnya arus balik.
Lebaran boleh usai, tapi kenangan di kampung halaman akan terus hidup, setidaknya sampai perjumpaan berikutnya.
Kepala KSOP Kelas IV Selatpanjang, Derita Adi Prasetyo melalui petugas Lalu Lintas Angkutan Laut dan Kepelabuhan, Ade Kurniawan, mengungkapkan bahwa hari ini merupakan puncak arus balik Idulfitri 1446 H. Berdasarkan data Posko Angkutan Lebaran, tercatat sebanyak 5.051 penumpang menggunakan jasa pelabuhan. Dari jumlah tersebut, 3.467 penumpang tercatat berangkat, sementara 1.584 lainnya tiba di Selatpanjang.
“Memang hari ini yang paling padat, karena sebagian besar memilih pulang hari ini mengingat besok semua instansi sudah mulai masuk kerja,” ujar Ade saat ditemui di lokasi.
Tak hanya itu, hingga 7 April, total akumulasi penumpang yang melewati pelabuhan ini sudah mencapai 77.791 orang. Rinciannya, 42.663 orang tiba di Selatpanjang dan 35.128 orang berangkat ke luar daerah. Angka ini mengalami peningkatan dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 74.736 orang.
Fenomena lonjakan penumpang di momen Lebaran bukan hal baru bagi Pelabuhan Tanjung Harapan. Selain menjadi pintu gerbang utama di Kabupaten Kepulauan Meranti, pelabuhan ini juga tercatat sebagai pelabuhan terpadat ke-12 di Indonesia.
Pelabuhan ini juga sebagai gerbang masuk dan keluar utama masyarakat serta barang, pelabuhan ini memegang peranan penting dalam pelayaran domestik dan internasional.
Pelabuhan yang berada di bawah PT Pelindo Regional I Tanjung Balai Karimun ini melayani rute dalam dan luar Provinsi Riau, seperti Bengkalis, Dumai, dan Buton, serta ke luar provinsi seperti Tanjung Balai Karimun, Batam, dan Tanjung Pinang. Selain itu, pelabuhan ini juga menghubungkan Indonesia dengan Malaysia, mendukung aktivitas perdagangan dan mobilitas masyarakat antarnegara.
Meski ramai dan sesak, aktivitas di pelabuhan tetap berjalan tertib. Antrean panjang penumpang dikelola dengan sistem buka tutup di empat jalur masuk dermaga. Petugas gabungan dari KSOP, Pelindo, Kepolisian, dan Dinas Perhubungan turut berjaga dan mengatur lalu lintas penumpang.
Tahun demi tahun, pelabuhan ini menjadi saksi bisu kisah para perantau. Suasana haru, pelukan perpisahan, dan anak-anak yang tertidur di pangkuan ibunya di tengah keramaian, menambah warna dalam kisah arus balik dari sebuah kabupaten kepulauan yang tak pernah sepi cerita.
Bahkan, pantauan arus balik di pelabuhan ini dipantau langsung oleh Direktur Kesatuan penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Ir Jon Kenedy, M.Mar Eng, MM IPU, ASEAN Eng, APEC Eng, yang melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kepulauan Meranti, Sabtu (5/4/2025). Kunjungan ini merupakan bagian dari monitoring penyelenggaraan angkutan Lebaran 2025 oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan.
Penulis : Ali Imroen