JAKARTA - Kinerja penjualan mobil di pasar domestik masih tertekan pada Januari hingga Agustus 2025. Mengacu data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales (pabrik ke diler) tercatat sebanyak 500.951 unit, atau turun 10,6% dibandingkan periode yang sama pada 2024, yaitu 560.552 unit.
Sementara itu, penjualan ritel (diler ke konsumen) juga mengalami penurunan sebesar 10,7% menjadi 522.162 unit, dari sebelumnya 584.847 unit pada periode yang sama tahun lalu.
Pakar otomotif sekaligus akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, menyebut penurunan daya beli masyarakat kelas menengah menjadi faktor utama menurunnya kinerja penjualan otomotif nasional.
“Segmentasi terbesar pasar otomotif yaitu kelas menengah mengalami pelemahan hingga sekitar 16,5% dibandingkan 2019. Kondisi ini membuat konsumen menunda pembelian kendaraan,” ujar Yannes kepada Bisnis, Kamis (11/9/2025).
Lebih lanjut, Yannes menambahkan bahwa faktor inflasi, tingginya suku bunga, serta beban pajak yang kompleks—termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), dan opsen pajak daerah—ikut menekan pasar otomotif.
Menurut Yannes, persaingan dari merek mobil impor serta lambatnya adopsi kendaraan listrik juga memperburuk situasi pasar. Minimnya stimulus baru dari pemerintah untuk kendaraan listrik turut memperlambat pergerakan pasar otomotif nasional.
Ia menilai pemerintah perlu memperpanjang insentif PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk kendaraan hybrid (HEV) dan mobil listrik berbasis baterai (BEV) hingga akhir tahun.
“Pemerintah juga perlu melakukan revisi kebijakan perpajakan agar lebih terintegrasi. Opsen pajak daerah yang tinggi bisa membuat harga kendaraan tidak kompetitif dan menurunkan minat beli,” tambahnya.
Yannes juga mendorong evaluasi atas komponen pajak seperti PPnBM, PPN, dan bea masuk suku cadang, yang selama ini dianggap menjadi penyebab utama tingginya harga mobil.
Sementara itu, Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, berharap pemulihan ekonomi nasional dapat segera terjadi untuk mendorong peningkatan angka penjualan kendaraan bermotor.
“Kami berharap situasi kembali normal sehingga industri otomotif bisa berjalan lancar dan penjualan meningkat,” ujarnya.
Gaikindo juga berharap berbagai pameran otomotif yang diselenggarakan sepanjang tahun dapat menjadi stimulus bagi pasar. Setelah sukses menggelar GIIAS di Tangerang dan Surabaya, sejumlah pameran lain masih dijadwalkan, seperti:
GIIAS Semarang: 24–28 September 2025
GIIAS Bandung: 1–5 Oktober 2025
GIIAS Makassar: 5–9 November 2025
Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW): 21–30 November 2025