PEKANBARU - Upaya penyelamatan kawasan hutan di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Provinsi Riau, menunjukkan kemajuan yang menggembirakan. Hingga pertengahan September ini, tercatat sebanyak 7.150 hektare lahan telah berhasil dikembalikan kepada negara melalui proses reforestasi yang berlangsung secara bertahap.
Komandan Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Dansatgas PKH), Mayor Jenderal TNI Dody Triwinarto, menyampaikan bahwa capaian ini merupakan hasil dari kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Ia mengapresiasi kesadaran warga, khususnya kelompok tani dan petani perorangan, yang secara sukarela menyerahkan lahan yang sebelumnya digarap di kawasan konservasi.
“Di kawasan Tesso Nilo, per hari ini sudah 7.150 hektare yang telah direforestasi. Ini merupakan hasil dari penyerahan sukarela masyarakat kepada negara melalui Satgas,” ujar Dody dalam rapat koordinasi di Gedung Daerah Balai Serindit, Pekanbaru, Jumat (19/9).
Satgas juga terus melakukan pendataan terhadap warga yang masih beraktivitas di dalam kawasan hutan. Dari hasil verifikasi sementara, sekitar 5.700 kepala keluarga telah teridentifikasi berada di wilayah TNTN, dengan estimasi total mencapai sekitar 7.000 kepala keluarga.
“Pendataan ini akan terus kami perbarui. Identifikasi dilakukan untuk memastikan bahwa langkah yang diambil nantinya benar-benar memperhatikan kondisi sosial masyarakat,” tambahnya.
Menurut Dody, sejak awal persoalan di TNTN berkaitan dengan aktivitas tidak sah di kawasan hutan konservasi. Namun, penyelesaiannya tidak bisa dilakukan secara kaku. Dengan total konsesi seluas 81.980 hektare, pendekatan yang digunakan harus memperhatikan aspek kemanusiaan dan keberlanjutan.
“Masalah ini tidak bisa hanya diselesaikan dari sisi hukum saja. Kita harus carikan lahan pengganti dan solusi terbaik agar masyarakat, terutama petani kecil, tetap bisa hidup dan mencukupi kebutuhan mereka,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa negara harus hadir untuk masyarakat, khususnya petani sawit yang hanya memiliki 2 hingga 5 hektare lahan sebagai sumber penghidupan utama. Pemerintah, kata dia, memiliki tanggung jawab untuk mencari jalan keluar yang adil dan berkelanjutan.
Sementara itu, Gubernur Riau, Abdul Wahid, menyatakan bahwa pemerintah daerah bersama pemerintah pusat terus bekerja sama dalam merumuskan solusi menyeluruh atas persoalan ini. Ia mengungkapkan bahwa sebanyak 12 kementerian telah dilibatkan dalam proses penyusunan kebijakan.
"Hari ini kita menggelar rapat untuk menyamakan persepsi bersama Forkopimda dan para bupati. Solusinya masih kita bahas, tapi prinsipnya harus menguntungkan masyarakat dan menjaga kelestarian kawasan TNTN,” kata Gubernur Wahid.
Dengan reforestasi yang terus berjalan dan dukungan semua pihak, diharapkan Tesso Nilo dapat kembali menjadi kawasan konservasi yang lestari, sekaligus memberi manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk hadir dan menjadi bagian dari solusi yang menyeluruh.