DUMAI – Sebagai daerah dengan garis pantai yang panjang, Kota Dumai menjadi salah satu wilayah rawan peredaran barang ilegal dari luar negeri maupun daerah tetangga. Salah satunya adalah balpres, atau pakaian bekas impor yang dikemas padat dalam karung besar.
Untuk mencegah masuknya barang ilegal tersebut, Kantor Bea dan Cukai (BC) Dumai terus memperketat pengawasan baik di jalur laut maupun darat.
Kepala Kantor Bea Cukai Dumai Ruru Firza Isnandar, melalui Kasi Penindakan dan Layanan Informasi (PLI) BC Dumai, Dedi Husni, menjelaskan bahwa pengawasan dilakukan secara intensif di terminal penumpang internasional dan pelabuhan resmi seperti Pelindo Dumai.
“Bea Cukai tidak tinggal diam atas peredaran balpres yang merugikan negara,” ujar Dedi, Minggu (26/10/2025).
Selain pengawasan, pihaknya juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan toko-toko yang sering menjadi target penjualan pakaian bekas impor.
“Kami memberikan pemahaman kepada pemilik toko agar tidak menerima atau menjual pakaian bekas impor, meskipun harganya murah. Barang-barang itu bisa merugikan negara dan berpotensi membahayakan masyarakat,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, Bea Cukai juga meningkatkan pengawasan di pintu masuk Pelabuhan Internasional Dumai dan terus mengimbau masyarakat untuk tidak membeli pakaian bekas meski ditawarkan dengan harga murah.
Terkait penindakan, Dedi mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2025 pihaknya telah melakukan 18 kali penindakan terhadap peredaran balpres ilegal.
“Nilai barang hasil penindakan selama 2025 mencapai lebih dari Rp700 juta, didominasi oleh penindakan di Terminal Feri Internasional Dumai,” tegas Dedi.
Dedi juga meminta kerja sama masyarakat untuk melaporkan jika menemukan gudang penyimpanan balpres ilegal.
“Kami akan menindak tegas para distributor balpres. Informasi dari masyarakat sangat kami butuhkan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat berhati-hati menggunakan pakaian bekas impor karena berisiko membawa kuman atau zat berbahaya.
Sementara itu, Kambali, warga Dumai yang mengaku penggemar pakaian bekas, mengatakan bahwa pakaian balpres masih banyak diminati karena harganya murah dan kualitasnya bagus.
“Kami tidak takut pakai pakaian bekas, yang penting dicuci bersih, bahkan direndam air panas dulu. Harga miring itulah yang membuat kami suka, apalagi kalau baru buka ball, bisa dapat barang bermerek,” ujar Kambali.