PEKANBARU – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Riau menggelar pertemuan dengan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk membahas meningkatnya kasus campak yang terjadi di ibu kota provinsi tersebut. Pertemuan berlangsung di Kantor Wali Kota Pekanbaru dan juga membahas langkah percepatan imunisasi bagi anak-anak.
Rapat dipimpin langsung oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Widodo, bersama Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, serta sejumlah pejabat terkait di lingkungan Pemko Pekanbaru.
Dalam paparannya, Widodo mengungkapkan bahwa capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Pekanbaru baru mencapai 36,60 persen dari target 90 persen. Sementara capaian imunisasi BIAS MR (Campak-Rubella) untuk anak kelas 1 SD baru mencapai 28,30 persen dari target 88 persen.
“Capaian ini masih tergolong rendah dan perlu upaya percepatan di seluruh wilayah kerja puskesmas,” ujar Widodo usai pertemuan, Selasa (28/10/2025).
Rendahnya angka imunisasi ini menjadi salah satu faktor utama meningkatnya kasus campak di Pekanbaru. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Riau hingga 21 Oktober 2025, tercatat 520 kasus suspek campak, dengan 89 kasus terkonfirmasi positif berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium.
Sebagian besar kasus ditemukan pada anak usia di bawah lima tahun, yang menandakan masih adanya transmisi aktif penyakit campak di masyarakat.
“Kami memandang perlu adanya dukungan penuh dari pemerintah kota untuk memperkuat langkah-langkah imunisasi dan pengendalian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,” tegas Widodo.
Pertemuan ini juga menjadi momentum memperkuat sinergi antara Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kota Pekanbaru agar pelaksanaan program imunisasi berjalan lebih efektif serta menjangkau seluruh kelompok sasaran.
Widodo berharap Pemko Pekanbaru dapat segera menerbitkan surat instruksi dan memperkuat koordinasi lintas sektor, guna memastikan pelaksanaan imunisasi campak berjalan optimal dan mampu memutus rantai penyebaran penyakit di Pekanbaru.
“Komitmen bersama antara pemerintah provinsi dan pemerintah kota sangat diperlukan untuk memperkuat upaya imunisasi dan pengendalian penyakit, demi melindungi kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak,” pungkas Widodo.