PEKANBARU – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menjadi ancaman serius di Provinsi Riau sepanjang tahun 2025. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD-PK) Provinsi Riau, total luas lahan terbakar dari Januari hingga akhir Oktober mencapai 1.947,18 hektar.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD dan Pemadam Kebakaran Provinsi Riau, Jim Gafur, menyebutkan karhutla terjadi di seluruh kabupaten dan kota di Riau.
“Total ada 499 titik api yang terpantau sepanjang 2025. Seluruhnya tersebar di 12 kabupaten dan kota,” ujarnya, Jumat (31/10).
Dari catatan BPBD, Rokan Hilir menjadi daerah dengan kebakaran terluas, yakni 437,75 hektar, disusul Kampar seluas 319,90 hektar, dan Rokan Hulu sebesar 235,3 hektar. Sementara itu, Kuantan Singingi mencatat luas kebakaran paling kecil, yakni 16,95 hektar.
Tim gabungan BPBD masih terus melakukan pemadaman dan pendinginan di beberapa lokasi dengan total area aktif sekitar 9,57 hektar.
“Medan yang sulit dijangkau menjadi kendala utama, sehingga helikopter water bombing dikerahkan di sejumlah titik prioritas,” jelas Jim.
Ia menegaskan, upaya pencegahan terus digencarkan agar tidak ada perluasan kebakaran.
“Kami berupaya menekan munculnya titik api baru, dan masyarakat diimbau tidak melakukan pembakaran lahan dalam bentuk apa pun,” tambahnya.
BPBD Riau juga mengingatkan bahwa kesadaran masyarakat menjadi faktor penting dalam menekan angka karhutla.
“Sekali api menyala, dampaknya sangat luas, bukan hanya terhadap lingkungan, tapi juga terhadap kesehatan dan ekonomi warga,” tutup Jim.(*)