PEKANBARU - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Ezra Citra Junaina Purba (8), korban serangan gajah liar di Kelurahan Rantau Panjang, Kecamatan Rumbai Barat, Kota Pekanbaru.
Bocah malang itu meninggal dunia pada Sabtu (1/11/2025) setelah menjalani perawatan intensif selama tiga hari di RSUD Arifin Achmad.
Kepala BBKSDA Riau, Supartono, menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam atas insiden tragis tersebut. “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kami keluarga besar BBKSDA Riau turut berduka cita atas berpulangnya ananda Citra. Kami sangat berduka dengan kejadian ini,” ujarnya di Pekanbaru.
Supartono menjelaskan, kejadian bermula pada Kamis (30/10/2025) dini hari sekitar pukul 04.30 WIB di Jalan Ikan Arwana, RT 02 RW 02, Rantau Panjang. Saat itu, ayah korban, Sardo Purba, mendengar suara gaduh di depan rumah. Ketika membuka pintu, ia melihat seekor gajah berdiri tepat di halaman. Dalam kepanikan, keluarga mencoba menyelamatkan diri lewat pintu belakang, namun ternyata di sisi lain rumah juga terdapat gajah lain.
“Menurut keterangan saksi, Citra terjatuh saat mencoba lari dan terinjak gajah hingga mengalami luka parah,” jelas Supartono.
Setelah menerima laporan, tim BBKSDA Riau langsung turun ke lokasi dan menemukan jejak empat ekor gajah liar di sekitar rumah korban — satu di depan, dua di samping, dan satu di belakang. Kawanan tersebut juga terlihat memakan tanaman jagung milik warga. Dari hasil pemantauan, gajah-gajah itu kemudian bergerak menjauh ke arah Taman Hutan Raya (Tahura) Minas yang berjarak sekitar 500 hingga 700 meter dari lokasi.
Sebagai langkah pencegahan, BBKSDA Riau menyiagakan tim mitigasi konflik satwa liar di lapangan. Supartono mengimbau masyarakat yang tinggal di jalur jelajah gajah untuk selalu waspada dan tidak beraktivitas terlalu dekat dengan lintasan satwa tersebut.
“Kami imbau warga agar menanam tanaman yang tidak disukai gajah seperti jeruk, serai wangi, jahe, dan cabai. Bila melihat kelompok gajah, segera laporkan ke BBKSDA atau aparat terdekat,” pesannya.
Supartono juga menegaskan pentingnya keseimbangan antara keselamatan manusia dan kelestarian satwa. “Kami berharap masyarakat tetap tenang, tidak panik, dan tidak melakukan tindakan agresif terhadap gajah. Keselamatan manusia dan kelestarian gajah sama-sama penting untuk dijaga,” tutupnya.