www.halloriau.com


BREAKING NEWS :
UMK Pekanbaru 2026 Diprediksi Tembus Rp3,84 Juta, Disnaker Masih Tunggu Juknis Kemenaker
Otonomi
Pekanbaru | Dumai | Inhu | Kuansing | Inhil | Kampar | Pelalawan | Rohul | Bengkalis | Siak | Rohil | Meranti
 


Anak Gajah Sumatera di PKG Sebanga Mati Akibat Virus EEHV
Selasa, 16 Desember 2025 - 05:55:12 WIB
Anak gajah sumatera mati di Sebanga akibat virus EEHV.(foto: mcr)
Anak gajah sumatera mati di Sebanga akibat virus EEHV.(foto: mcr)

PEKANBARU - Misteri penyebab kematian anak Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) bernama Laila di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Sebanga, Kabupaten Bengkalis, akhirnya terungkap.

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memastikan Laila mati akibat terinfeksi Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV), virus mematikan yang kerap menyerang anak gajah.

Kepastian tersebut diperoleh setelah hasil pemeriksaan laboratorium Medica Satwa Laboratoris Bogor terhadap sampel jaringan dan organ Laila dinyatakan positif EEHV.

Sampel tersebut sebelumnya dikirim oleh BBKSDA Riau untuk memastikan penyebab kematian secara ilmiah dan akurat.

Kepala BBKSDA Riau, Supartono mengatakan, hasil uji laboratorium menunjukkan virus EEHV menyerang organ vital, khususnya hati (hepar).

“Berdasarkan pemeriksaan laboratorium, penyebab kematian Laila adalah infeksi virus EEHV,” ujar Supartono.

Supartono menjelaskan, EEHV merupakan virus herpes yang secara spesifik menyerang gajah, terutama anak gajah, dengan tingkat kematian yang sangat tinggi dan perkembangan penyakit yang cepat.

“Penyakit ini dikenal sangat agresif, sulit ditangani, dan penularannya hanya terjadi antar gajah,” jelasnya.

Menurut Supartono, hasil laboratorium ini menjadi dasar penting bagi BBKSDA Riau untuk melakukan evaluasi menyeluruh serta memperkuat langkah pencegahan di kawasan konservasi, terutama untuk melindungi anak-anak gajah yang memiliki kerentanan tinggi terhadap infeksi EEHV.

Laila merupakan anak gajah betina berusia 1 tahun 6 bulan, lahir secara alami pada 6 April 2024 dari induk bernama Puja dan pejantan Sarma.

Sejak kelahirannya, Laila berada dalam pengawasan ketat tim medis dan mahout PKG Sebanga.

Kondisi kesehatan Laila mulai menunjukkan penurunan pada 20 November 2025. Saat itu, aktivitas Laila tampak berkurang meski nafsu makan dan minum masih normal.

Tim medis BBKSDA Riau segera melakukan pemeriksaan intensif dan memberikan penanganan awal berupa infus, obat-obatan, serta pemantauan rutin setiap dua jam.

“Hasil pemeriksaan awal menunjukkan suhu tubuh masih dalam batas normal, namun kami tetap melakukan pemantauan ketat,” ujarnya.

Pada malam 21 November 2025 hingga pukul 22.00 WIB, Laila masih terpantau makan, minum, dan menyusu. Namun sekitar pukul 00.30 WIB, Laila tiba-tiba menjerit dan mengalami kondisi kritis.

Meski sempat mendapat penanganan dan kembali berdiri serta menyusu, kondisinya terus menurun.

“Sekitar pukul 05.30 WIB pada 22 November 2025, Laila dinyatakan mati dalam kondisi terbaring,” ungkapnya.

Untuk memastikan penyebab kematian, tim dokter hewan BBKSDA Riau langsung melakukan nekropsi dan mengambil sampel jaringan serta organ vital.

Hasil analisis laboratorium kemudian mengonfirmasi bahwa Laila terinfeksi virus EEHV.

BBKSDA Riau menegaskan akan meningkatkan kewaspadaan, sistem deteksi dini, serta protokol kesehatan gajah di PKG Sebanga dan kawasan konservasi lainnya guna mencegah kejadian serupa terulang.

Sumber: mediacenter.riau.go.id


Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto?
Silakan SMS ke 0813 7176 0777
via EMAIL: redaksi@halloriau.com
(mohon dilampirkan data diri Anda)


BERITA LAINNYA    
Kantor Disnaker Pekanbaru.(foto: int)UMK Pekanbaru 2026 Diprediksi Tembus Rp3,84 Juta, Disnaker Masih Tunggu Juknis Kemenaker
Pengamat Hukum Pidana, Aspandiar.(foto: sri/halloriau.com)Pengamat Apresiasi Sikap Plt Gubri Dukung Pemberantasan Korupsi di Riau
Untuk menghadapi potensi kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang akhir tahun, Bank Artha Graha Internasional bersama Artha Graha Peduli gelar pasar murah.Besok Artha Graha Peduli Gelar Pasar Murah di Tiga Lokasi di Pekanbaru
Ketua Bapemperda DPRD Riau, Sunaryo.(foto: fitri/halloriau.com)Naskah Akademik Tertunda, DPRD Riau hanya Selesaikan 4 Perda Sepanjang 2025
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau, SF Hariyanto.Segini Harta Plt Gubernur Riau SF Hariyanto, Namanya Disorot Usai Penggeledahan KPK
  Banjir di Dusun Segintil, Siak.(foto: tribunpekanbaru.com)Banjir Rendam 13 Rumah di Dusun Segintil Siak, BPBD Bersihkan Kanal Sepanjang 4 Kilometer
Wakil Ketua DPRD Riau, Ahmad Tarmidzi.(foto: fitri/halloriau.com)APBD Riau 2026 Masih Tunggu Hasil Akhir Verifikasi Kemendagri
Gedung KPK.(foto: int)KPK Segera Periksa Plt Gubri SF Hariyanto, Hasil Penggeledahan Terkait Kasus Korupsi Abdul Wahid?
Waduk PLTA Koto Panjang.(foto: mcr)Permukaan Air Waduk PLTA Koto Panjang Meningkat, Belum Ada Rencana Buka Spillway
Walikota Pekanbaru Agung Nugroho.Jelang Tutup Tahun Anggaran 2025, Walikota Pekanbaru Perketat Pengawasan Proyek
Komentar Anda :

 
 
 
Potret Lensa
Workshop Jurnalistik Metro Riau, Tingkatkan Profesionalisme dengan Kolaborasi
 
 
Eksekutif : Pemprov Riau Pekanbaru Dumai Inhu Kuansing Inhil Kampar Pelalawan Rohul Bengkalis Siak Rohil Meranti
Legislatif : DPRD Pekanbaru DPRD Dumai DPRD Inhu DPRD Kuansing DPRD Inhil DPRD Kampar DPRD Pelalawan DPRD Rohul
DPRD Bengkalis DPRD Siak DPRD Rohil DPRD Meranti
     
Management : Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Kode Etik Jurnalistik Wartawan | Visi dan Misi
    © 2010-2025 PT. METRO MEDIA CEMERLANG (MMC), All Rights Reserved