PEKANBARU - Inovasi kreatif dalam pengelolaan limbah rumah tangga ditunjukkan oleh Kelompok Navaroomi, yang terdiri dari mahasiswi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Ekonomi-B Universitas Riau (UNRI).
Mereka menggelar pelatihan pembuatan lilin aromaterapi berbahan dasar minyak jelantah bagi Ibu-Ibu PKK RT 004 RW 003, Kelurahan Kedungsari, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru, pada Minggu pagi (20/4/2025).
Kegiatan yang merupakan bagian dari tugas mata kuliah Projek Kepemimpinan di bawah bimbingan Prof. Dr. Caska, ini diinisiasi oleh Irma selaku ketua kelompok, bersama delapan anggota lainnya Ayu, Della, Febby, Renda, Siska, Vira, Wiltri, dan Yana.
"Pelatihan ini bukan sekadar mengajarkan keterampilan baru, tetapi juga membuka wawasan masyarakat tentang potensi ekonomi dari limbah rumah tangga," ujar Dosen Pembimbing, Prof. Caska.
Dalam suasana yang hangat dan interaktif, para peserta pelatihan diperkenalkan secara detail mengenai proses pengolahan minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi.
Materi pelatihan mencakup tahapan pemrosesan minyak jelantah sebagai bahan utama, teknik penambahan minyak esensial alami untuk aroma terapi, hingga berbagai metode dan teknik pencetakan lilin yang menarik.
Program ini memiliki tujuan ganda, yaitu meningkatkan keterampilan kewirausahaan Ibu-Ibu PKK serta menumbuhkan kesadaran kolektif akan pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga yang lebih ramah lingkungan.
Minyak jelantah, yang selama ini sering dianggap sebagai limbah tak berguna, berhasil diubah menjadi produk bernilai jual tinggi sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan.
Antusiasme para peserta terlihat jelas selama pelatihan berlangsung. Sesi tanya jawab berjalan aktif, dan Ibu-Ibu PKK sangat terlibat dalam praktik langsung pembuatan lilin aromaterapi.
"Kami tidak menyangka limbah dapur seperti minyak jelantah bisa diubah menjadi produk bernilai jual tinggi seperti ini," ungkap Ibu Afrida, Ketua PKK RT 004 RW 003.
Pelatihan yang berlangsung selama kurang lebih dua jam ini tidak hanya fokus pada aspek teknis produksi lilin aromaterapi. Para peserta juga mendapatkan wawasan berharga mengenai peluang usaha yang dapat dikembangkan dari produk ini, serta berbagai strategi pemasaran yang efektif untuk menjangkau konsumen.
Kegiatan ini menjadi contoh konkret sinergi yang positif antara dunia pendidikan tinggi dan masyarakat. Mahasiswi PPG UNRI berhasil memberikan kontribusi nyata dalam memberdayakan komunitas melalui transfer pengetahuan dan keterampilan.
Diharapkan, inisiatif ini dapat memicu lahirnya berbagai inovasi baru berbasis lingkungan dan kewirausahaan di kawasan Kedungsari serta menginspirasi wilayah lain. (rilis)